MAKALAH
“ UNSUR – UNSUR PERIODA KE-TIGA ”
DISUSUN
OLEH :
DENADA GREHASTUTI (10)
KELAS
:
XII MIPA 2

SMA 1 BAE KUDUS
Jln. Jenderal Sudirman Km. 04 Telp: (0291)438821
Kudus 59322
Website: http://www.sma1baekudus.sch.id
MOTTO
DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Perilaku kita adalah cermin dari masa
depan kita”
“Belajarlah sampai ke negeri Cina”
“
Ilmu tanpa amal bagaikan pohon yang tak
berbuah”
“ Kegagalan
hanya terjadi bila kita menyerah.”
“ Segala yang indah belum tentu baik, tetapi segala yang baik sudah tentu indah”
“ Optimis, karena hidup terus mengalir dan kehidupan trus berputar”
“ Pendidikan bukan modal hidup tetapi sesuatu yang harus hidup”
“ Pengetahuan adalah kekuatan”
“Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.”
“Tiada hari tanpa belajar”
“ Segala yang indah belum tentu baik, tetapi segala yang baik sudah tentu indah”
“ Optimis, karena hidup terus mengalir dan kehidupan trus berputar”
“ Pendidikan bukan modal hidup tetapi sesuatu yang harus hidup”
“ Pengetahuan adalah kekuatan”
“Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.”
“Tiada hari tanpa belajar”
“Pengalaman
adalah guru terbaik.”
“Jadikanlah
ilmu berguna bagi diri sendiri dan orang lain”
“
Jadikanlah kekecewaan masa lalu menjadi senjata sukses dimasa depan”
“ Jadilah orang bijak yang dapat mengambil keputusan yang baik
“ Jadilah orang bijak yang dapat mengambil keputusan yang baik
PERSEMBAHAN
Makalah ini disusun untuk
dipersembahkan kepada :
1.
Bapak / Ibu guru SMA
1 BAE
2.
Siswa
/ Siswi SMA 1 BAE
3.
Pembaca makalah
4.
Masyarakat luas agar
wawasan kita bertambah
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji
syukur kehadirat Allah swt karena telah melimpahkan nikmat dan hidayahnya
sehingga pada kesempatan kali ini kami dapat menyelesaikan makalah dengan baik.
Penulis berupaya menyusun makalah ini secara sistematis. Untuk penyajiannya penulis dengan kaidah-kaidah Bahasa Indonesia yang benar.
Makalah yang berjudul “Upaya Penyelesaian Kasus Pelanggaran HAM ” dapat kami selesaikan berkat bantuan dan dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu saya mengucapkan terimakasih kepada:
1) Bapak Supriyono Spd , selaku Kepala Sekolah SMA N 1 BAE KUDUS
2) Bapak Gatot Kisharjanto, S.Pd selaku Wali Kelas XII MIPA 2
3) Ibu Sri Rejeki,S.Pd selaku kimia yang telah memberikan pengarahan dalam penyusunan Makalah ini.
4) Orang tua kami yang selalu memberi kasih sayang dengan tulus, memberikan semangat, serta dukungan baik moral dan materil sehingga Makalah dapat terselesaikan.
5) Teman teman sejawat yang tak terejakan sayu persatu yang selalu bersama dalam suka dan duka.
6) Semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini.
Penulis berupaya menyusun makalah ini secara sistematis. Untuk penyajiannya penulis dengan kaidah-kaidah Bahasa Indonesia yang benar.
Makalah yang berjudul “Upaya Penyelesaian Kasus Pelanggaran HAM ” dapat kami selesaikan berkat bantuan dan dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu saya mengucapkan terimakasih kepada:
1) Bapak Supriyono Spd , selaku Kepala Sekolah SMA N 1 BAE KUDUS
2) Bapak Gatot Kisharjanto, S.Pd selaku Wali Kelas XII MIPA 2
3) Ibu Sri Rejeki,S.Pd selaku kimia yang telah memberikan pengarahan dalam penyusunan Makalah ini.
4) Orang tua kami yang selalu memberi kasih sayang dengan tulus, memberikan semangat, serta dukungan baik moral dan materil sehingga Makalah dapat terselesaikan.
5) Teman teman sejawat yang tak terejakan sayu persatu yang selalu bersama dalam suka dan duka.
6) Semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna sempurna. Oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun dalam kesempurnaan Makalah ini sangat penulis
harapkan.
Akhir kata,semoga Makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan yang bermanfat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Terimakasih
Akhir kata,semoga Makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan yang bermanfat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Terimakasih
Wassalamualaikum
Wr.Wb.
Kudus , 14 November 2016
Penulis
Kudus , 14 November 2016
Penulis
DAFTAR ISI
COVER…………………………………………………………………………………………i
MOTTO DAN
PERSEMBAHAN…………………………………………………………....ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………iii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..…………iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................3
C. Tujuan Penulisan...................................................................................3
D. Manfaat Penulisan................................................................................3
E. Sistematika Penulisan............................................................................4
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Unsur – unsur perioda ketiga................................................................5
B.
Pengujian unsur – unsur perioda ketiga.................................................8
C.
Sifat – sifat unsur – unsur perioda ketiga..............................................13
D.
Kelimpahan unsur – unsur perioda ketiga di
alam................................21
E.
Pengolahan unsur – unsur perioda ketiga............................................23
F.
Manfaat unsur – unsur perioda ketiga.................................................27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................34
B. Saran.................................................................................................35
Daftar Pustaka……………………………………………………………………….......…36
Lampiran……………………………………………………………………………….……37
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Alam semesta ini kaya akan kadungan
unsur-unsur kimia. Hingga saat ini, unsur-unsur kimia berjumlah sekitar
114 unsur. Unsur-unsur tersebut dikelompokkan berdasarkan kesamaan sifatnya ke
dalam beberapa golongan, yaitu golongan A (golongan utama) dan golongan B
(golongan transisi). Selain itu, unsur-unsur kimia dapat dikelompokkan menjadi
unsur logam, nonlogam, semilogam, dan gas mulia
Beberapa usur logam dan nonlogam,
dalam bentuk unsur maupun senyawa, banyak dimanfaatkan didalam kehidupan
sehari-hari. Penggunaan beberapa unsur logam dan nonlogam meningkat dengan
berkembang pesatnya industri, baik sebagai alat, bahan dasar, maupun sumber
energi.
Unsur-unsur logam umumnya diperoleh
sebagai bijih logam dalam batuan. Alam Indonesia sangat kaya akan sumber
mineral bijih logam, karena itu perlu penguasaan teknologi untuk mengolahnya
menjadi logam yang dibutuhkan.
Unsur Logam yang sudah akrab dengan kehidupan kita
sehari-hari diantaranya adalah, besi, tembaga, atau perak. Ternyata unsur
natrium pun bersifat logam. Namun, karena tak stabil dalam keadaan unsurnya, ia
lebih banyak kita temui dalam bentuk senyawanya.
Keberadaan unsur-unsur kimia di alam
sangat melipah. Sumber unsur-
Unsur kimia terdapat di kerak bumi, dasar laut, dan atmosfer, baik dalam bentuk unsur bebas, senyawa ataupun campurannya. Unsur-unsur kimia yang terdapat di alam dalam bentuk unsur bebasnya (tidak bersenyawa dengan unsur lainnya), diantaranya logam platina (Pt), emas (Au), karbon (C), gas nitrogen (N2), oksigen (O2), dan gas-gas mulia. Adapun unsur-unsur lainnya ditemukan dalam bentuk bijih logam. Bijih logam merupakan campuran antara mineral yang mengandung unsur-unsur kimia dan pengotornya. Mineral-mineral tersebut berbentuk senyawa oksida, halida, fosfat, silikat, karbonat, sulfat, dan sulfida. Logam platina (Pt) dan emas (Au) disebut logam mulia. Sumber logam mulia dan mineral-mineral dapat ditemukan di kerak bumi, sedangkan sumber gas oksigen, nitrogen, dan gas mulia (kecuali He) terdapat di lapisan atmosfer.
Unsur kimia terdapat di kerak bumi, dasar laut, dan atmosfer, baik dalam bentuk unsur bebas, senyawa ataupun campurannya. Unsur-unsur kimia yang terdapat di alam dalam bentuk unsur bebasnya (tidak bersenyawa dengan unsur lainnya), diantaranya logam platina (Pt), emas (Au), karbon (C), gas nitrogen (N2), oksigen (O2), dan gas-gas mulia. Adapun unsur-unsur lainnya ditemukan dalam bentuk bijih logam. Bijih logam merupakan campuran antara mineral yang mengandung unsur-unsur kimia dan pengotornya. Mineral-mineral tersebut berbentuk senyawa oksida, halida, fosfat, silikat, karbonat, sulfat, dan sulfida. Logam platina (Pt) dan emas (Au) disebut logam mulia. Sumber logam mulia dan mineral-mineral dapat ditemukan di kerak bumi, sedangkan sumber gas oksigen, nitrogen, dan gas mulia (kecuali He) terdapat di lapisan atmosfer.
Sulit dibayangkan jika kita hidup
tanpa adanya unsur kimia karena semua benda yang ada di alam ini mengandung
unsur kimia, baik dalam bentuk logam atau unsur bebasnya, senyawanya, atau
paduan logamnya. Tak bisa dipungkiri, selain memberikan manfaat, beberapa unsur
kimia memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Kegunaan dan
dampak dari unsur-unsur kimia beserta cara mencegah dan menanganinya tidak
terlepas dari sifat yang dimiliki unsur-unsur tersebut. Melalui makalah ini kami
harapkan pembaca dapat memahami dan mengetahui kimia unsur lebih spesifik lagi
terutama pada periode ketiga dan keempat.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut,
masalah-masalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.
Apa saja unsur –
unsur perioda ketiga?
2.
Bagaimana
pengujian unsur – unsur perioda ketiga?
3.
Bagaimana
kelimpahan unsur – unsur perioda ketiga di alam ?
4.
Bagaimana sifat –
sifat unsur – unsur perioda ketiga?
5.
Bagaimana
pengolahan unsur – unsur perioda ketiga?
6.
Apa saja manfaat unsur – unsur perioda ketiga?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari mengangkat materi ini tentang unsur – unsur perioda ketiga yaitu:
a. Untuk mengetahui apa saja unsur-unsur periode ketiga
b. Untuk mengetahui bagaimana sifat – sifat dari unsur-unsur periode ketiga
c. Untuk mengetahui bagaimana kelimpahan di
alam dari
unsur-unsur periode ketiga
d. Untuk mengetahui bagaimana cara
pembuatan unsur-unsur periode ketiga
e. Untuk mengetahui bagaimana kegunaan
unsur-unsur periode ketiga dan senyawanya
f.
Untuk mengetahui bagaimana pengujian unsur-unsur periode ketiga
D. Manfaat Penulisan
Hasil
pembelajaran ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi penulis dan pembaca.
a. Mengetahui apa saja unsur-unsur periode ketiga
b. Mengetahui bagaimana sifat – sifat dari unsur-unsur periode ketiga
c. Mengetahui bagaimana kelimpahan di alam dari unsur-unsur periode ketiga
d. Mengetahui bagaimana cara pembuatan unsur-unsur periode
ketiga
e. Mengetahui bagaimana kegunaan unsur-unsur periode ketiga
dan senyawanya
f. Mengetahui bagaimana
pengujian unsur-unsur
periode ketiga
E. Sistematika Penulisan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
E. Sistematika Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Unsur – unsur
perioda ketiga
B.
Pengujian unsur – unsur perioda ketiga
C.
Sifat – sifat
unsur – unsur perioda ketiga
D.
Kelimpahan unsur – unsur perioda ketiga di alam
E.
Pengolahan unsur – unsur perioda ketiga
F.
Manfaat unsur – unsur perioda ketiga
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
BAB II
PEMBAHASAN
A. Macam – Macam
Unsur Periode Ketiga
Unsur periode
ketiga dalam sistem periode unsur terdiri dari delapan unsur yaitu natrium(Na),
magnesium(Mg), aluminium(Al), silikon(Si), fosfor(P), sulfur(S), klorin(Cl) dan
argon(Ar). Unsur tersebut terletak dalam golongan yang berlainan, berikut tabel
mengenai letak unsur periode 3;
Na
|
Mg
|
Al
|
Si
|
P
|
S
|
Cl
|
Ar
|
Logam
|
Metaloid
|
Nonlogam
|
Gas mulia
|
||||
IA,IIA,IIIA
|
IVA
|
VA,VIA,VIIA
|
VIIIA
|
||||
Cl S Si Al Mg Na Ar P
Gambar unsur
periode 3.
a.
Natrium
(Na)
Natrium
atau sodium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Na dan
nomor atom 11. Natrium adalah logam reaktif yang lunak, keperakan, dan seperti
lilin, yang termasuk ke logam alkali yang banyak terdapat dalam senyawa alam
(terutama halite). Dia sangat reaktif, apinya berwarna kuning, beroksidasi
dalam udara, dan bereaksi kuat dengan air, sehingga harus disimpan dalam minyak.
Karena sangat reaktif, natrium hampir tidak pernah ditemukan dalam bentuk unsur
murni.
Natrium banyak ditemukan di bintang-bintang. Garis D pada spektrum matahari sangat jelas. Natrium juga merupakan elemen terbanyak keempat di bumi, terkandung sebanyak 2.6% di kerak bumi. Unsur ini merupakan unsur terbanyak dalam grup logam alkali.
Natrium banyak ditemukan di bintang-bintang. Garis D pada spektrum matahari sangat jelas. Natrium juga merupakan elemen terbanyak keempat di bumi, terkandung sebanyak 2.6% di kerak bumi. Unsur ini merupakan unsur terbanyak dalam grup logam alkali.
b. Magnesium (Mg)
Magnesium adalah unsur kimia dalam
tabel periodik yang terletak pada golongan IIA,
memiliki simbol Mg dan nomor atom 12 serta berat atom 24,31. Magnesium
adalah elemen terbanyak kedelapan yang membentuk 2% berat kulit bumi, serta
merupakan unsur terlarut ketiga terbanyak pada air laut. Logam alkali tanah ini
terutama digunakan sebagai zat campuran (alloy) untuk membuat campuran
alumunium-magnesium yang sering disebut "magnalium" atau
"magnelium".
c.
Aluminium
(Al)
Aluminum ialah unsur kimia dalam tabel
periodik unsur yang terletak pada
golongan IIIA, dengan simbol Al dan nomor atom 13. Aluminium adalah logam yang paling berlimpah, merupakan konduktor listrik yang baik,
terang dan kuat serta tahan terhadap korosi. Aluminium dapat ditempa menjadi lembaran,
ditarik menjadi kawat dan diekstrusi menjadi
batangan dengan bermacam-macam penampang. Aluminium banyak digunakan dalam
kabel bertegangan tinggi, bingkai jendela dan badan pesawat terbang, ditemukan di
rumah sebagai panci, botol minuman ringan, tutup botol susu. Aluminium juga digunakan untuk melapisi lampu
mobil.
d. Silikon (Si)
Silikon adalah
suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Si dan nomor atom 14. Merupakan unsur terbanyak
kedua di bumi. Senyawa yang dibentuk bersifat paramagnetik. Unsur kimia
ini dtemukan oleh Jöns Jakob Berzelius. Silikon hampir 25.7% mengikut berat. Biasanya
dalam bentuk silikon dioksida (silika) dan silikat. Silikon
sering digunakan untuk membuat serat optik dan dalam operasi plastik digunakan
untuk mengisi bagian tubuh pasien dalam bentuk silikone.
e.
Fosfor
(P)
Fosfor ialah
zat yang dapat berpendar karena mengalami fosforesens (pendaran yang terjadi walaupun sumber
pengeksitasinya telah disingkirkan). Fosfor berupa berbagai jenis senyawa logam transisi atau senyawa tanah langka seperti zink sulfida (ZnS) yang ditambah tembaga atau perak, dan zink
silikat (Zn2SiO4)yang dicampur dengan mangan. Kegunaan fosfor yang paling umum ialah pada
ragaan tabung sinar katoda (CRT) dan lampu fluoresen, sementara fosfor dapat ditemukan pula pada
berbagai jenis mainan yang dapat berpendar dalam gelap (glow in the dark).
f.
Sulfur
(S)
Belerang atau
sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang S dan nomor atom 16. Bentuknya
adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau dan multivalent. Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah
zat padat kristalin kuning. Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur
murni atau sebagai mineral- mineral sulfide dan sulfate. Sulfur adalah unsur penting untuk kehidupan
dan ditemukan dalam dua asam amino. Penggunaan
komersilnya terutama dalam fertilizer namun juga dalam bubuk mesiu, korek api, insektisida dan fungisida.
g.
Klorin(Cl)
Klor (bahasa Yunani: Chloros, "hijau pucat"),
adalah unsur kimia dengan simbol
Cl dan nomor atom 17. Dalam tabel periodik, unsur ini
termasuk kelompok halogen (VIIA). Dalam
bentuk ion klorida, unsur
ini adalah pembentuk garam dan senyawa lain yang tersedia di alam dalam
jumlah yang sangat berlimpah dan diperlukan untuk pembentukan hampir semua
bentuk kehidupan, termasuk manusia. Dalam bentuk
gas, klorin berwarna kuning kehijauan, dan sangat beracun. Dalam bentuk cair atau padat, klor sering
digunakan sebagai oksidan, pemutih, atau desinfektan.
h.
Argon(Ar)
Argon adalah
unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Ar dan nomor atom 18. Gas
mulia ke-3, di periode 8, argon membentuk 1% dari atmosfer bumi.
Nama
"argon" berasal dari kata Yunani αργον berarti "malas" atau
"yang tidak aktif", sebuah referensi untuk fakta bahwa elemen hampir
tidak mengalami reaksi kimia. Oktet lengkap (delapan elektron) di kulit atom
terluar membuat argon stabil dan tahan terhadap ikatan dengan unsur-unsur
lainnya. Titik triple suhu 83,8058 K adalah titik tetap yang menentukan dalam
Skala Suhu Internasional 1990.
B. PENGUJIAN UNSUR – UNSUR PERIODA
KETIGA
·
Reaksi
dengan Air
1. Natrium
Natrium
mengalami reaksi yang sangat eksoterm dengan air dingin menghasilkan hidrogen
dan larutan NaOH yang tak berwarna.
2. Magnesium
Magnesium
mengalami reaksi yang sangat lambat dengan air dingin, tetapi terbakar dalam
uap air. Lempeng magnesium yang sangat bersih dimasukkan ke dalam air dingin
akhirnya akan tertutup oleh gelembung gas hidrogen yang akan mengapungkan lempeng
magnesium ke permukaan. Magnesium hidroksida akan terbentuk sebagai lapisan
pada lempengan magnesium dan ini cenderung akan menghentikan reaksi.
Magnesium terbakar dalam uap air dengan nyala putih yang khas membentuk magnesium oksida dan hidrogen.
Magnesium terbakar dalam uap air dengan nyala putih yang khas membentuk magnesium oksida dan hidrogen.
3. Aluminium
Serbuk
alumunium dipanaskan dalam uap air menghasilkan hidrogen dan alumunium oksida.
Reaksinya berlangsung relatif lambat karena adanya lapisan alumunium oksida
pada logamnya, membentuk oksida yang lebih banyak selama reaksi.
4. Silicon
Terdapat
beberapa perbedaan dalam beberapa buku atau web mengenai bagaimana reaksi
silikon dengan air atau uap air. Sebenarnya hal ini tergantung pada silikon
yang digunakan. Umumnya silikon abu-abu yang berkilat dengan keadaan agak
seperti logam hampir tidak reaktif.
Banyak sumber menyatakan bahwa bentuk silikon ini bereaksi dengan uap air pada suhu tinggi menghasilkan silikon dioksida dan hidrogen.
Tapi juga mungkin untuk membuatnya menjadi bentuk silikon yang lebih reaktif yang akan bereaksi dengan air dingin menghasilkan produk yang sama.
Banyak sumber menyatakan bahwa bentuk silikon ini bereaksi dengan uap air pada suhu tinggi menghasilkan silikon dioksida dan hidrogen.
Tapi juga mungkin untuk membuatnya menjadi bentuk silikon yang lebih reaktif yang akan bereaksi dengan air dingin menghasilkan produk yang sama.
5. Fosfor
Fosfor tidak bereaksi dengan air.
6. Klor
Klor dapat larut dalam air untuk beberapa
tingkat membentuk larutan berwarna bijau. Terjadi reaksi reversibel (dapat
balik) menghasilkan asam klorida dan asam hipoklorit.
7. Argon
Argon
tidak bereaksi dengan air
8.
Sulfur
Sulfur tidak bereaksi dengan air.
·
Reaksi
dengan Oksigen
Unsur-unsur periode ketiga dapat membentuk oksida melalui
reaksi pembakaran dengan gas oksigen. Reaksi yang terjadi pada masing-masing
unsur adalah sebagai berikut :
1.
Natrium Oksida
Natrium mengalami reaksi hebat dengan oksigen. Logam Natrium yang terpapar di udara dapat bereaksi spontan dengan gas oksigen membentuk oksida berwarna putih yang disertai nyala berwarna kuning.
4 Na(s) + O2(g) ——> 2 Na2O(s)
2.
Magnesium Oksida
Magnesium juga bereaksi hebat dengan udara (terutama gas oksigen) menghasilkan nyala berwarna putih terang yang disertai dengan pembentukan oksida berwarna putih.
Magnesium juga bereaksi hebat dengan udara (terutama gas oksigen) menghasilkan nyala berwarna putih terang yang disertai dengan pembentukan oksida berwarna putih.
2 Mg(s) + O2(g) ——> 2 MgO(s)
3.
Aluminium Oksida
Alumunium akan terbakar
dalam oksigen jika bentuknya serbuk, sebaliknya lapisan oksidanya yang kuat
pada alumunium cenderung menghambat reaksi. Jika kita taburkan serbuk alumunium
ke dalam nyala bunsen, maka akan kita dapatkan percikan. Alumunium oksida yang
berwana putih akan terbentuk. Oksida ini berwarna putih.
· Al(s) + 3 O2(g) ——> 2 Al2O3(s)
4.
Silikon Oksida (Silika)
Si(s) +
O2(g) ——> SiO2(s)
5.
Fosfor (V) Oksida
Fosfor putih secara
spontan menangkap api di udara, terbakar dengan nyala putih dan menghasilkan
asap putih campuran fosfor (III) oksida dan fosfor (V) oksida.
6.
Sulfur / Belerang Dioksida
dan Belerang Trioksida
Padatan Belerang mudah terbakar di udara saat dipanaskan dan akan
menghasilkan gas Belerang Dioksida (SO2). Oksida ini dapat
direaksikan lebih lanjut dengan gas oksigen berlebih yang dikatalisis oleh
Vanadium Pentaoksida (V2O5) untuk menghasilkan gas
Belerang Trioksida (SO3).
Sulfur terbakar di
udara atau oksigen dengan pemanasan perlahan dengan nyala biru pucat. Ini
menghasilkan gas sulfur dioksida yang tak berwarna.
S(s) + O2(g) ——>SO2(g)
2SO2(g) + O2(g) ——> 2SO3(g)
7.
Klor (VII) Oksida dan Argon
Walaupun memiliki
beberapa oksida, klor tidak langsung bereaksi dengan oksigen.
Cl2(g) +
7 O2(g) ——> 2 Cl2O7(g)
8.
Argon
Argon tidak bereaksi
dengan oksigen
·
Reaksi
dengan Klor
1. Natrium
Natrium terbakar dalam klor dengan nyala jingga menyala. Padatan NaCl akan terbentuk.
Natrium terbakar dalam klor dengan nyala jingga menyala. Padatan NaCl akan terbentuk.
2. Magnesium
Magnesium terbakar dengan nyala putih yang kuat menghasilkan magnesium klorida.
Magnesium terbakar dengan nyala putih yang kuat menghasilkan magnesium klorida.
3. Aluminium
Alumunium seringkali bereaksi dengan klor dengan melewatkan klor kering di atas alumunium foil yang dipanaskan sepanjang tabung. Alumunium terbakar dalam aliran klor menghasilkan alumunium klorida yang kuning sangat pucat. Alumunium klorida ini dapat menyublim (berubah dari padatan ke gas dan kembali lagi) dan terkumpul di bagian bawah tabung saat didinginkan.
Silikon
Jika klor dilewatkan di atas serbuk silikon yang dipanaskan di dalam tabung, akan bereaksi menghasilkan silikon tetraklorida. Silikon tetraklorida adalah cairan yang tak berwarna yang berasap dan dapat terkondensasi.
Alumunium seringkali bereaksi dengan klor dengan melewatkan klor kering di atas alumunium foil yang dipanaskan sepanjang tabung. Alumunium terbakar dalam aliran klor menghasilkan alumunium klorida yang kuning sangat pucat. Alumunium klorida ini dapat menyublim (berubah dari padatan ke gas dan kembali lagi) dan terkumpul di bagian bawah tabung saat didinginkan.
Silikon
Jika klor dilewatkan di atas serbuk silikon yang dipanaskan di dalam tabung, akan bereaksi menghasilkan silikon tetraklorida. Silikon tetraklorida adalah cairan yang tak berwarna yang berasap dan dapat terkondensasi.
4. Silikon
Jika klor dilewatkan di atas serbuk silikon yang dipanaskan di dalam tabung, akan bereaksi menghasilkan silikon tetraklorida. Silikon tetraklorida adalah cairan yang tak berwarna yang berasap dan dapat terkondensasi.
Jika klor dilewatkan di atas serbuk silikon yang dipanaskan di dalam tabung, akan bereaksi menghasilkan silikon tetraklorida. Silikon tetraklorida adalah cairan yang tak berwarna yang berasap dan dapat terkondensasi.
5. Fosfor
Fosfor putih terbakar di dalam klor menghasilkan campuran dua klorida. Fosfor (III) klorida dan fosfor (V) klorida (fosfor triklorida dan fosfor pentaklorida).
Fosfor (III) klorida adalah cairan tak berwarna yang berasap.
Fosfor (V) klorida adalah padatan putih (hampir kuning).
Fosfor putih terbakar di dalam klor menghasilkan campuran dua klorida. Fosfor (III) klorida dan fosfor (V) klorida (fosfor triklorida dan fosfor pentaklorida).
Fosfor (III) klorida adalah cairan tak berwarna yang berasap.
Fosfor (V) klorida adalah padatan putih (hampir kuning).
6. Sulfur
Jika aliran klor dilewatkan di atas sulfur yang dipanaskan, akan bereaksi menghasilkan cairan berwarna jingga dengan bau tak sedap, disulfur diklorida, S2Cl2.
Jika aliran klor dilewatkan di atas sulfur yang dipanaskan, akan bereaksi menghasilkan cairan berwarna jingga dengan bau tak sedap, disulfur diklorida, S2Cl2.
7. Klor Argon
Tidak bermanfaat bila kita membicarakan klor bereaksi dengan klor lagi
Tidak bermanfaat bila kita membicarakan klor bereaksi dengan klor lagi
8. Argon
Argon tidak
dapat bereaksi dengan klor.
C. SIFAT – SIFAT UNSUR PERIODA KETIGA
SIFAT KIMIA
UNSUR PERIODE KETIGA
·
Sifat atomik unsur-unsur periode ketiga
Simak data sifat atomik unsur-unsur periode ketiga
Sifat atomic
|
Na
|
Mg
|
Al
|
Si
|
P
|
S
|
Cl
|
Ar
|
Jari-jari
ionik (pm)
|
102
|
72
|
54
|
26
|
17
|
29
|
180
|
–
|
Jari-jari
logam/kovalen (pm)
|
190
|
160
|
118
|
111
|
102
|
102
|
99
|
98
|
Energi
ionisasi (kJ/mol)
|
496
|
738
|
578
|
789
|
1.013
|
1.000
|
1.250
|
1.520
|
Afinitas
electron
|
-52,8
|
>0
|
-42,5
|
-134
|
-72
|
-200
|
-349
|
>0
|
Kelektronegatifan
|
1,0
|
1,2
|
1,5
|
1,8
|
2,1
|
2,5
|
3,0
|
–
|
Bilangan
Oksidasi (maksimum)
|
+1
|
+2
|
+3
|
+4
|
+5
|
+6
|
+7
|
0
|
·
Konfigurasi Elektron unsur periode ketiga
Simak konfigurasi elektron unsur periode ketiga pada tabel
berikut
IA
|
IIA
|
IIIA
|
IVA
|
VA
|
VIA
|
VIIA
|
VIIIA
|
|
Periode
3
|
Na
|
Mg
|
Al
|
Si
|
P
|
S
|
Cl
|
Ar
|
Nomor
atom
|
11
|
12
|
13
|
14
|
15
|
16
|
17
|
18
|
Konfigurasi
electron
|
[Ne] 3s1
|
[Ne] 3s2
|
[Ne] 3s2
3p1
|
[Ne] 3s2
3p2
|
[Ne] 3s2
3p3
|
[Ne] 3s2
3p4
|
[Ne] 3s2
3p5
|
[Ne] 3s2
3p6
|
Kecuali Ar unsur-unsur periode ketiga dapat memiliki
konfigurasi elektron gas mulia dengan cara melepas elektron atau menyerap
elektron dari atom lain. Unsur-unsur logam Na, Mg, dan Al dengan jumlah
elektron valensi 1,2 dan 3 lebih mudah melepas elektron. Sebaliknya unsur-unsur
non-logam P, S, dan Cl memiliki jumlah elektron valensi 5,6 dan 7 sehingga
cenderung menerima elektron dari atom alin untuk mendapatkan konfigurasi
elektron yang stabil.
Mudah tidaknya unsur-unsur melepas atau menyerap elektron
ini dapat dipahami dari kecenderungan nilai energi ionisasi dan afinitas
elektronnya. Nilai energi ionisasi bertambah dari kiri ke kanan, yang berarti
lebih mudah bagi unsur-unsur logam di sebelah kiri untuk melepas elektron.
Sedangkan nilai afinitas elektron semakin negatif dari kiri ke kanan, yang
ebrarti semakin mudah unsur-unsur non-logam di sebelah kanan untuk menarik
elektron. Dari sini dapat disimpulkan kereaktifan unsur-unsur periode ketiga
dari Na ke Cl sebagai berikut:
Untuk unsur-unsur periode ketiga kecuali Ar, semakin ke kiri
kereaktifan logam bertambah dan semakin kanan kerekatifan non-logam bertambah’
·
Daya Reduksi dan oksidasi unsur-unsur periode ketiga
Kecenderungan daya reduksi dan daya oksidasi unsur-unsur
periode ketiga dapat diramalkan menggunakan data potensial reduksi standar (Eo).
Semakin positif nilai Eo, semakin besar daya oksidasinya.
Sebaliknya, semakin negatif nilai Eo, semakin besar daya reduksinya.
Berikut adalah data Eo untuk beberapa unsur periode ketiga.
Na+(aq) + e– ↔ Na(s)
Eo = -2,71 V
Mg2+(aq) + 2e– ↔
Mg(s) Eo = -2,37 V
Al3+(aq) + 3e– ↔
Al(s) Eo = -1,66 V
Cl2(g) + 2e– ↔ Cl–(s)
Eo = +1,36 V
Dari penjelasan di atas,d aya reduksi dan oksidasi
unsur-unsur periode ketiga, kecuali Ar, dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Daya reduksi unsur-unsur periode ketiga berkurang dari Na ke
Cl, sedangkan daya oksidasinya ebrtambah dari Na ke Cl.
Dari data di atas, kita dapat pula menarik kesimpulan bahwa
logam Na, Mg, dan Al memiliki daya reduksi atau sebagai reduktor yang baik.
Sedangkan nonlogam P, S dan Cl memiliki daya oksidasi atau sebagai oksidator
yang lebih baik. Daya oksidasi dan reduksi dapat dipahami lebih lanjut dengan
menyimak tabel berikut:
Unsur
|
Bilangan
Oksidasi
|
Keterangan
|
Na
|
0, +1
|
Na
memiliki daya reduksi terkuat. Hal ini dapat dilihat adri reaksi Na yang
berlangsung hebat dengan air.
2Na(s)
+ 2H2O(l) → 2NaOH(aq) + H2(g)
|
Mg
|
0, +1,
+2
|
Mg
memiliki daya reduksi di bawah Na. Mg bereaksi lebih lambat dibanding air.
Mg(s)
+ 2H2O(l) → Mg(OH)2(s) + H2(g)
|
Al
|
0, +3
|
Al
memiliki daya reduksi di bawah Na dan Mg. Al juga bereaksi cepat dengan udara
membentuk lapisan oksida yang sangat stabil. Kedua hal tersebut mencegah Al
bereaksi dengan air kecuali jika air berada sebagai uap air panas.
2Al(s)
+ 3H2O(l) → Al2O3(s) + 3H2(g)
|
Si
|
-4, 0,
+2, +4
|
Si
memiliki daya reduksi dan daya oksidasi yang lemah. Si juga bereaksi cepat
dengan udara membentuk lapisan oksida SiO2 yang stabil sehingga Si
tidak bereaksi dengan air meski berupa air panas.
·
Dengan daya reduksi yang lemah, Si hanya bereaksi dengan oksidator kuat
seperti O dan Cl. Reaksi berlangsung pada suhu tinggi
Si(s)
+ O2(g) → SiO2(s)
Si(s)
+ 2Cl2(g) → SiCl4(g)
·
Dengan daya oksidasi yang lemah, Si hanya bereaksi dengan reduktor kuat
seperti Mg
SiCl4(s)
+ 2Mg(s) → Si(s) + 2MgCl2(aq)
|
P
|
-3, -2,
0, +1, +3, +4, +5
|
P
memiliki daya reduksi dan daya oksidasi lemah
·
Dengan daya reduksi yang lemah, P hanya bereaksi dengan oksidator kuat
seperti O dan Cl.
P4(s)
+ 3O2(g) → P4O6(s)
P4(s)
+ 6Cl2(g) → 4PCl3(l)
·
Dengan daya oksidasi yang lemah, hanya bereaksi dengan reduktor kuat
seperti Ca
P4(s)
+ 6Ca(s) → 2Ca3P2(s)
|
S
|
-2, 0,
+1, +3, +4, +5, +6
|
S
memiliki daya reduksi lebih lemah dari P, tetapi memiliki daya oksidasi yang
lebih kuat.
Dengan
adya reduksi yang lemah, S hanya berekasi dengan oksidator kuat seperti O dan
Cl.
S8(s) + 2(g) → 8SO2(g)
S8(s) + 4Cl2(g) → 4S2Cl2(l)
Dengan daya oksidasi yang lebih kuat, S dapat mengoksidasi
logam.
Cu(s) + S8(s) → CuS(s)
Fe(s) + S(s) → FeS(s)
|
Cl
|
-1, 0, +1, +3, +4, +5, +7
|
Cl memiliki daya reduksi yang lemah tetapi daya oksidasinya
sangat kuat
Dengan daya reduksi yang lemah, Cl hanya bereaksi dengan
oksidator lebih kuat, seperti F.
Cl2 + F2 → 2ClF
Cl2 + F2 → 2ClF3
Dengan daya oksidasi yang kuat, Cl dapat bereaksi dengan
hampir semua logam dan non-logam.
2Na(s) + Cl2(g) → 2NaCl(s)
2Fe(s) + 3Cl2(g) → 2FeCl3(s)
C(s) + 2Cl(g) → CCl4(l)
|
·
Sifat asam basa hidrokarbon unsur – unsur perioda ketiga
Unsur-unsur periode ketiga dapat membentuk senyawa
hidroksida M(OH)x dimana X adalah unsur periode ketiga dan x adalah
jumlah elektron valensi atau bilangan oksidasi unsur tersebut. Untuk bilangan
oksidasi maksimum, senyawa hidroksida unsur-unsur tersebut dapat ditulis
sebagai berikut.
Na
|
Mg
|
Al
|
Si
|
P
|
S
|
Cl
|
|
Bilangan
Oksidasi maksimum
|
+1
|
+2
|
+3
|
+4
|
+5
|
+6
|
+7
|
Senyawa
hidroksida
|
NaOH
|
Mg(OH)2
|
Al(OH)3
|
Si(OH)4
|
P(OH)5
|
S(OH)6
|
Cl(OH)7
|
Jenis
ikatan
|
ionik
|
ionik
|
Ionic
|
kovalen
|
kovalen
|
kovalen
|
Kovalen
|
Senyawa hidroksida unsur-unsur periode ketiga dapat bersifat
asam atau basa.
Senyawa hidroksida berifat basa jika senyawa tersebut dapat
melepas ion OH–. Hal ini berlaku untuk M dengan energi ionisasi
kecil. M akan mudah melepas elektron menjadi bermuatan parsial positif, dan
elektron tersebut akan diterima oleh atom O yang akan menjadi bermuatan parsial
negatif. Ikatan yang terbentuk anatara M dan O merupakan ikatan ionik, yang
dapat melepas ion OH–.
MOH → M+ + OH–
Senyawa hidroksida bersifat asam jika senyawa tersebut
melepas ion H+. Hal ini berlaku untuk unsur M dengan energi ionisasi
yang besar. M akan sukar melepas elektron adn cenderung menggunakan elektron
bersama dengan O membentuk ikatan kovalen. Akibatnya, senyawa MOH tidak dapat
melepas ion OH–. Akan tetapi karena ikatan O-H bersifat polar maka
dapat bereaksi dengan pelarut air (terhidrolisis) dan melepas ion H+.
MOH → MO– + H+
Seperti diketahui, energi ionsisasi unsur-unsur periode
ketiga bertambah dari Na ke Cl. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan
bahwa:
‘Sifat bas ahidroksida berkurang dan sifat asam hidroksida bertambah
dari Na ke Cl’.
Senyawa-senyawa hidroksida dari unsur-unsur periode ketiga
di sebelah kanan dari Si sampai Cl, bersifat tidak stabil dan cenderung terurai
menjadi senyawa asamnya.
Si(OH) 4 → H2SIO3 + H2O
P(OH)5 → H3PO4 + H2O
S(OH)6 → H2SO4 + 2H2O
Cl(OH)7 → HClO4 + 3H2O
Kecenderungan kekuatan asam basa hidroksida dari Na ke Cl
dapat disimak pada tabel berikut
Unsur
|
Hidroksida
asam-basa
|
Keterangan
|
Na
|
NaOH
|
NaOH
adalah basa kuat karena memiliki nilai Kb yang sangat besar
|
Mg
|
Mg(OH)2
|
Mg(OH)2
adalah basa lemah karena sukar larut dalam air
(Ksp
= 1,8 x 10-11 mol3/L3)
|
Al
|
Al(OH)3
|
Al(OH)3
merupakan basa yang sangat lemah sekaligus asam yang sangat lemah karena
sukar larut dalam air (Ksp = 2,0 x 10-23 mol4/L4).
Karena Al(OH)3 dapat memiliki sifat asam dan basa, maka disebut
juga zat amfoter. Sifat asam basa (Al(OH)3 dapat disimak dari
reaksi asam basanya berikut ini.
Al(OH)3(s)
+ NaOH(aq) → NaAl(OH)4(aq)
Asam
Basa
Al(OH)3(s)
+ 3HCl(aq) → AlCl3(aq) + 3H2O(l)
Basa
Asam
|
Si
|
Si(OH)4
(H2SiO3)
|
H2SiO3
merupakan asam lemah. H2SiO3 bersifat tidak stabil dan
cenderung terurai menjadi SiO2 dan H2O.
|
P*
|
P(OH)5
(H3PO4)
|
H3PO4
adalah asam lemah dengan nilai Ka1 = 7,5 x 10-3 dan Ka2
= 6,2 x 10-6
|
S*
|
S(OH)6
(H2SO4)
|
H2SO4
adalah asam kuat dengan nilai Ka1 yang sangat besar dan Ka2
= 1,1 x 10-2
|
Cl*
|
Cl(OH)7
(HClO4)
|
HClO4
adalah asam sangat kuat dengan nilai Ka1 yang sangat besar
|
* Non-logam memiliki beberapa bilangan oksidasi, sehingga
dapat membentuk lebih dari satu asam. Sebagai contoh:
- S dapat membentuk asam H2SO3, yang lebih lemah dibandingkan H2SO4 (Ka1 H2SO3 = 1,2 x 10-2)
- P dapat membentuk asam H3PO3, yang lebih lemah dibandingkan H3PO4 (Ka1 H3PO3 = 3,0 x 10-2)
- Cl dapat membentuk HClO3, HClO2, dan HClO. Kekuatan asam berkurang dari HClO4 ke HClO.
Secara umum, sifat asam basa hidroksida unsur-unsur periode
ketiga dapat dirangkum sebagai berikut
Na
|
Mg
|
Al
|
Si
|
P
|
S
|
Cl
|
|
Bilangan
Oksidasi maksimum
|
+1
|
+2
|
+3
|
+4
|
+5
|
+6
|
+7
|
Senyawa
hidroksida
|
NaOH
|
Mg(OH)2
|
Al(OH)3
|
Si(OH)4
|
P(OH)5
|
S(OH)6
|
Cl(OH)7
|
Jenis
ikatan
|
ionik
|
Ionic
|
ionic
|
kovalen
|
kovalen
|
kovalen
|
Kovalen
|
Sifat
asam basa
|
Basa
kuat
|
Basa
lemah
|
Amfoter
(asam/basa sangat lemah)
|
Asam
sangat lemah
|
Asam
lemah
|
Asam
kuat
|
Asam
kuat
|
Energi ionisasi unsur semakin besar ,sifat basa hidroksida
semakin berkurang,sifat asam hidroksida semakin bertambah
·
Sifat
Logam dan Non Logam Unsur-Unsur periode ketiga
Secara fisis, unsur-unsur periode
ketiga dikelompokan ke dalaam 3 sifat, yaitu logam, semilogam, dan non logam.
Sifat dari unsur logam adalah mengilap, massa jenis tinggi, titik lebur tinggi,
dapat dibentuk, dan mempunyai kekerasan serta daya hantar listrik tinggi. Unsur
nonlogam bersifat tidak mengilap, rapuh, kekerasan rendah, massa jenis dan
titik leburnya rendah, serta daya hantar listrik kecil. Sedangkan unsur
semilogam memiliki sebagian sifat unsur logam dan non logam.
Dalam satu periode dari kiri ke
kanan sifat logam semakin berkurang. Oleh karenanya unsur-unsur periode ketiga
dikelompokan menjadi 3 berikut.
1.
Kelompok
unsur logam : Na, Mg, Al
2.
Kelompok
unsur semilogam : Si
3.
Kelompok
unsur nonlogam : P, S, Cl, dan Ar. Berkurangnya sifat logam unsur-unsur periode
ketiga dari kiri ke kanan disebabkan oleh harga keelektronegatifannya semakin
besar, sehingga semakin sukar membentuk ion positif. Maka dari itu, sifat
logamnya semakin ke kanan semakin berkurang.
D. KELIMPAHAN UNSUR PERIODA KETIGA DI ALAM
1.
Natrium (Na)
Dialam unsur natrium terdapat
sebagai senyawa garam natrium klorida (NaCl). Garam natrium klorida merupakan
sumber utama untuk memperoleh logamnya. Logam Na yang berasal dari garamnya ini
dapat diperoleh dengan cara elektrolisis. Elektrolisis garam NaCl dilakukan
dalam bentuk lelehannya dengan elektroda karbon. Sementara itu, NaCl sendiri
dapat dibuat dengan cara mereaksikan logam natrium dengan gas klorin sesuai
persamaan reaksi:
2Na(S) +
Cl
2NaCl(S).
Selain dari garam NaCl, logam Na
juga dapat diperoleh dari oksidasinya seperti Na2O atau dari
mineralnya yaitu kriolit (Na3AlF6).
2.
Magnesium (Mg)
Di alam magnesium ditemukan di dalam air laut dan dalam
bentuk mineral-mineralnya. Mineral magnesium yang banyak terdapat di alam yaotu
dolomit (CaCO3.MgCO3) dan karnalit (KCL.MgCl2.6H2O).
Selain dalam bentuk mineral, magnesium dapat ditemukan dalam bentuk garam
sulfatnya yaitu MgSO4 dan oksidanya (MgO).
3.
Silikon (Si)
Dialam silikon ditemukan dalam bentuk mineral.
Mineral-mineral silikon yang banyak ditemukan diantaranya ortoklase (K2O.Al2O3.6SiO2),
kaoulin (Al2O3.SiO2.2H2O), atau
albit (Na2O.Al2O3.6SiO2). selain
sebagai mineral juga dapat ditemukan sebagai silikat atau sebagai silikon
dioksida (SiO2). Senyawa silikon dioksida dapat ditemui dalam
berbagai bentuk diantaranya pasir kuarsa dan sebagai batu-batuan seperti akik
dan opal. Tanah liat yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan keramik juga
mengandung silikon. Sementara itu, senyawa silikon yang berasal dari jasad
renik misalnya tanah diatome.
4.
Fosfor (P)
Dialam fosfor ditemukan tidak dalam bentuk keadaan bebas
melainkan dalam bentuk senyawa. Sebagian besar fosfor ditemukan dalam bentuk
mineral-mineral apatit seperti Ca9(PO4)6.CaF2,
Ca9(PO4)6.CaCl2, atau Ca9(PO4)6.Ca(OH)2.
Selain itu fosfor juga ditemukan dalam mineral fosforit seperti Ca3(PO4)2.
Dalam jasad hidup, fosfor dapat kita jumpai dalam putih telur, tulang, dan
fosfolipid. Keberadaan fosfor dalam bahan-bahan tersebut sebagai senyawa fosfat
berperan penting dalam DNA dan pembentukan membran. Selain itu sennyawa fosfat
juga terdapat dalam tanah pertanian.
5.
Belerang (S)
Unsur belerang mudah ditemukan, baik dalam keadaan bebas
maupun dalam bentuk senyawa. Dalam bentuk unsur bebas, belerang banyak terdapat
di dekat kawah gunung berapi dan ada sebagian yang berada di dalam tanah. Di
indonesia, unsur belerang banyak ditemukan di daerah Dieng. Sementara itu,
dalam bentuk senyawa, belerang dapat ditemukan sebagai sulfida dan sulfat.
Sulfida yang banyak ditemukan yaitu timbal glans (PbS), seng blende (ZnS),
tembaga kis (CuS), dan yang paling banyak yaitu pirit (FeS). Sebagai senyawa sulfat,
belerang ditemukan dalam batu tahu atau gips anhidrit (CaSO4),
barium sulfat (BaSO4), dan magnesium sulfat (MgSO4).
Selain ditemukan dalam keadaan bebas dan sebagai sulfida dan sulfat belerang
dapat juag ditemukan dalam hewan sebagai penyusun putih telur dan
tanah pertanian.
6.
Klor (Cl)
Unsur klorin merupakan salah satu unsur periode ketiga yang
bersifat sangat reaktif. Oleh karena itu, unsur klorin jarang terdapat dalam
keadaan bebas di alam, melainkan dalam bentuk senyawa ion dengan logam-logam.
Unsur klorin berbentuk molekul diatomik dan berwujud gas. Contohnya natrium
klorida (NaCl) dalam air laut.
7.
Alumunium (Al)
Di alam aluminium banyak dijumpai dalam bentuk silikat,
yaitu aluminium silikat (KalSi3O6) dengan mineral karolit
(Na3AlF6). Aluminium silikat dalam keadaan murni dikenal
dengan tanah liat proselin atau kaolin. Sementara itu, aluminium silikat kurang
disebut tanah liat.
Selain dalam bentuk silikat dan mineral, aluminium dapat
juga ditemukan dalam bentuk oksidasinya yaitu Al2O3. Oksida
aluminium ini mempunyai berbagai bentuk, diantaranya sebagai batu permata yang
mengandung air dan batu yang sangat kasar. Batu kasar ini dikenal dengan
baukasit.
8.
Argon (Ar)
Argon adalah suatu unsur kimia dalam sistem periodik yang
memiliki lambang Ar dan nomor atom 18. Argon adalah unsur terbanyak
pertama di udara bebas (udara kering) dan ketiga paling melimpah di alam
semesta. Sekitar 1% dari atmosfer bumi adalah Argon. Argon adalah unsur yang
tak berwarna dan tak berbau. Jumlah unsur ini terus bertambah sejak bumi
terbentuk karena Kalium yang radioaktif berubah menjadi Argon.
E. PENGOLAHAN
UNSUR – UNSUR PERIODA KETIGA
1.
Natrium (Na)
Dibuat dengan cara elektrolisis leburan NaCl. Prosesnya
disebut proses Downs, yaitu dengan menambah 58% CaCl2 dan KF pada
elektrolisis lelehan NaCL. Tujuan penambahan untuk menurunkan titik lebur
NaCl hingga mencapai 550 °C.
Reaksi : NaCl(l)
Na+
+ Cl-
Katode : Na+ + e-
Na
Anode : 2
Cl
Cl2 + 2 e-
Natrium tidak dapat dibuat dengan elektrolisis air laut.
Natrium disimpan dalam minyak tanah.
2.
Magnesium (Mg)
Magnesium
adalah elemen logam terbanyak ketiga (2%) di kerak bumi setelah besi dan
aluminium. Kebanyakan magnesium berasal dari air laut yang mengandung 0,13%
magnesium dalam bentuk magnesium klorida. Pertama kali diproduksi pada tahun
1808, logam magnesium dapat didapat dengan cara electrolitik atau reduksi
termal. Pada metode elektrolisis, air laut dicampur dengan kapur (kalsium
hidroksida) dalam tangki pengendapan.Magnesium hidroksida presipitat mengendap,
disaring dan dicampur dengan asam klorida.Larutan ini mengalami elektrolisis (seperti
yang dilakukan pada aluminium); agar eksploitasi menghasilkan logam magnesium,
yang kemudian dituang/dicor menjadi batang logam untuk diproses lebih lanjut ke
dalam berbagai bentuk.
Reaksi MgCl2
Mg2+ +2Cl-
Katode :
Mg2+ + 2e-
Mg
Anode :
2Cl-
Cl2 + 2e-
3.
Alumunium
Dalam industri, logam aluminium dibuat dengan cara
elektrolisis lebburan aluminium oksida. Cara ini ditemukan oleh Charles Martin
Hall pada tahun 1886, sehingga prosesnya dikenal dengan proses Hall. Oksida
yang digunakan berupa bauksit yang dicampur dengan oksida-oksida lain seperti
besi oksida, dan silikon oksida.
Langkah pertama sebelum proses elektrolisis auminium adalah
memperoleh aluminium oksida dari bauksit. Bauksit kotor dicuci dengan larutan
NaOH pekat untuk memisahkan Al2O3 dari zat-zat lain yang
ada dalam bauksit. Selanjutnya, larutan yang dihasilkan ditambahkan asam agar
terbentuk endapan (Al(OH)3). Kemudian, endapan Al(OH)3
dipanaskan agar agar terurai menjadi Al2O3 murni. Leburan
aluminium oksida yang diperoleh di elektrolisis.
Saat ini, penggunaan kreolit telah digantikan dengan
material-material lain. Material ini memungkinkan proses berjalan pada suhu
rendah. Selain itu, lelehan yang terjadi lebih kecil kerapatannya dibandingkan
dengan lelehan yang terbentuk dari kreolit. Oleh karenanya lelehan aluminium
yang terdapat di dsar sel lebih mudah dipisahkan dari kelebihan campuran antara
Al2O3 dengan material penurunan suhu.
4.
Silicon (Si)
Secara komersial, silikon diperoleh dengan cara mereduksi
SiO2. Reaksi reduksi ini dilakukan dalam tungku pembakaran listrik
dengan batang karbon atau kalsium karbida (CaC2). Didalam tungku
ini, batang karbon di aliri alur listrik hingga berpijar sehingga kristal SiO2
tereduksi. Reaksi yang terjadi adalah SiO2(S) + 2C(s)
T
Si(s) + 2CO(g)
Selain dengan reduksi SiO2 silikon juga dapat
diperoleh dengan cara memanaskan silikon tertrahalida. Proses pemanasan ini
dilakukan pada suhu tinggi dengan menggunakan pereduksi gas hidrogen. Reaksi yang
terjadi:
SiCl4 + 2H2 →
Si + 4HCl
5.
Fosfor (P)
a. Pembuatan fosfor
putih
Fosfor putih pertama kali dibuat oleh Hening Brand pada
tahun 1669. Ilmuan kimia ini awalnya mebuat fosfor putih dengan cara memanaskan
urine dan pasir kemudian mengkondensasikan uapnya melalui air. Unsur yang
diperoleh dapat mengeluarkan cahaya, sehingga unsur tersebut dinamakan phosphorus.
Selanjutnya, Wohler memperkenalkan cara modern untuk
memperoleh fosfor putih. Caranya dengan mereduksi kalsium fosfat, pasir dan
batang karbon pada suhu 1.300oC dalam tungku pembakaran listrik.
Fosfor yang diperoleh distilasi kemudian dikondensasikan di dalam air sebagai
molekul P4.
Reaksi utama terjadi adalah:
2Ca3(PO4)2 +
6SiO2 +
10C
6CaSiO3 + 10CO + P4
Uap P4 dan CO selanjutnya dikondensasi
kedalam air hingga diperoleh kristal fosfor putih murni. Fosfor putih sangat
reaktif terhadap oksigen sehingga terbakar dan menghasilkan
gelembung-gelembung. Oleh karena itu fosfor disimpan dalam air.
b. Pembuatan fosfor merah
Fosfor merah dibuat dengan cara memanaskan fosfor putih.
Fosfor merah dalam keadaan murni dapat diperoleh dengan cara kristalisasi larutanya
menggunakan Pb. Namun, fosfor merah sulit diperoleh dalam keadaan murni.
6.
Sulfur (S)
a. Cara Frasch
Pembuatan belerang dengan cara Frasch ditemukan oleh seorang
ahli mesin Amerika yaitu H. Frasch pada tahun 1890. Pengolahan belerang dengan
cara Frasch dilakukan untuk mengambil belerang cair dari dalam tanah. Caranya,
tanah yang mengandung belerang di bor menggunakan bor yang terdiri atas
pipa-pipa yang mempunyai diameter berbeda dan disusun secara simetris.
b. Cara Clause
Pengolahan belerang dengan cara Clause menggunakan bahan
baku gas asam sulfida (H2S). Gas H2S dapat diperoleh dari
hasil pembakaran kokas. Prosesnya, gas H2S dioksidasikan dengan
oksigen agar menghasilkan gas SO2. Gas SO2 yang
dihasilkan dicampurkan dengan sebagian gas H2S sehingga dihasilkan
belerang cair.
H2S + 3/2 O2
→ SO2
+ H2O
H= -123,9 Kkal
SO2 + 2H2S
→ 3S + 2H2O
H= -34,2 Kkal
7.
Klor (Cl)
a. Elektrolisis larutan
garam dapur
Dalam perdagangan, klorin diproduksi secara besar-besaran
dengan proses elektrolisis larutan garam dapur.
Proses ini menggunakan anode grafit dan katode raksa. Reaksi
yang terjadi sebagai berikut.
Katode (-): 2Cl- →
Cl2 + 2e-
Anode (+): 2H2O +2e- →
2OH- +H2
2Cl- + 2H2O
→
Cl2 + 2OH- + H2
b. Mereaksikan klorida dengan
MnO2 dalam H2SO4 pekat
Pada proses reaksi ini, MnO2 berfungsi sebagai
oksidator.
Reaksi yang terjadi :
MnO2(s) + 2Cl-
(aq) + 4H+(aq) →
Cl2(g) + Mn2+(aq)
+ 2H2O(l)
8.
Argon (Ar)
Argon diproduksi
dengan metode destilasi udara cair, sebuah proses yang memisahkan nitrogen cair
yang bertitik didih 77,3 K dari Argon yang bertitik didih 87,3 K dan oksigen
yang bertitik didih 90,2 K.
F.
MANFAAT UNSUR – UNSUR PERIODA KETIGA
1. Natrium
-
Dipakai dalam pebuatan ester
-
NACl digunakan oleh hampir semua makhluk
-
Na-benzoat dipakai dalam pengawetan makanan
-
Na-glutamat dipakai untuk penyedap makanan
-
Isi dari lampu kabut dalam kendaraan bermotor
-
NAOH dipakai untuk membuat sabun, deterjen, kertas
-
NAHCO3 dipakai sebagai pengembang kue
-
Memurnikan logam K, Rb, Cs
-
NACO3 Pembuatan kaca dan pemurnian air sadah
-
Mereduksi lelehan KCL, bertujuan untuk memperoleh logam
kalium
-
Untuk membentuk Natrium Karbida (Na2C2)
Na + C2H2
Na + C2
Na2C2
2. Magnesium (Mg)
Logam
magnesium digunakan untuk membuat paduan logam atau aloi. Paduan logam atau
aloi ini dikenal juga dengan nama lakur. Beberapa logam yang banyak digunakan
untuk membuat lakur dengan magnesium adalah Al, Zn, dan Mn. Logam paduan
magnesium bersifat ringan tetapi keras, serta tahan terhadap korosi. Selain
itu, kegunaan magnesium yakni:
-
Dipakai pada proses produksi logam, kaca, dan semen
-
Untuk membuat konstruksi pesawat. Logamnya disebut magnalum
-
Pemisah sulfur dari besi dan baja
-
Dipakai pada lempeng yang digunakan d industri percetakan
-
Untuk membuat lampu kilat
-
Sebagai katalis reaksi organik
-
Untuk antasid (Mg(OH)2), pencahar (MgSO4),
bata tahan api (MgO), tapal gigi dan kosmetik (MgCO3).
3. Alumunium (Al)
-
Banyak dipakai dalam industri pesawat terbang karena
aluminium bersifat ringan.
-
Sebagai katalis pada industri plastik
-
Digunakan untuk mereduksi oksida-oksida logam seperti MnO2
dan CrO3.
-
Sebagai thermit, yaitu campuran antara serbuk aluminium
dengan oksida besi, digunakan untuk mengelas baja, karena reaksinya
menghasilkan kalor yang cukup tinggi.
-
2Al + Fe2O3
Al2O3
+
2Fe
H = -185 Kkal
-
Garam sulfatnya (Al2(SO4)3.
17H2O) digunakan dalam proses pewarnaan di industri tekstil dan
digunakan di industri kertas.
-
Untuk membuat logam campuran agar menghasilkan paduan yang
lebih keras, lebih kuat, dan lebih tahan karat. Contoh:
ü Duralumin
(96% Al, 4% Cu)
sangat tahan karat
ü Alnico (50% Fe, 20% Ni, 20% Al, 10%
Co)
Magnet yang sangat kuat
ü Magnalium ( 90% Al, 10% Mg)
-
Membuat pesawat terbang
-
Untuk membuat konstruksi bangunan
-
Dipakai pada berbagai macam aloi
-
Tawas sebagai penjernih air
-
Untuk membuat logam hybrid yang dipakai pada pesawat luar
angkasa
-
Membuat berbagai alat masak
-
Menghasilkan permata bewarna-warni: Sapphire, Topaz, dll
4. Silikon (Si)
-
Dipakai dalam pembuatan kaca
-
Terutama dipakai dalam pembuatan semi konduktor
-
Digunakan untuk membuat aloi bersama alumunium, magnesium,
dan tembaga
-
Untuk membuat enamel
-
Untuk membuat IC
5. Fosfor
Fosfor
mempunyai berbagai kegunaan yang bermanfaat bagi kehidupan kita
sehari-hari. Kegunaan fosfor tersebut diantaranya sebagai berikut.
-
Digunakan untuk membuat dinding korek dalam indurtri korek
api.
-
Untuk membuat asam fosfat
-
Sebagai bahan dasar pada pembuatan pupuk fosfat dan
superfosfat, amhopos, atau NPK di industri pupuk.
-
Dipakai pada proses produksi logam, kaca, dan semen
-
Untuk membuat konstruksi pesawat. Logamnya disebut magnalum
-
Pemisah sulfur dari besi dan baja
-
Dipakai pada lempeng yang digunakan di industri percetakan
-
Untuk membuat lampu kilat
-
Sebagai katalis reaksi organic
6. Sulfur (S)
Sulfur
memiliki banyak kegunaan salah satunya sebagai bahan dasar pembuatan asam
sulfat, berikut ini merupakan manfaat dari sulfat
a. Asam
sulfat dengan kadar 25% digunakan sebagai elektrolit, untuk pengisi aki pada
kendaraan bermotor, dipasarkan dengan nama air aki (accu zuur)
b. Asam sulfat sebagai bahan pembersih
logam pada galvanisasi dan penyepuhan.
c.
Asam
sulfat digunakan pada proses pemurnian minyak bumi dan pada pembuatan berbagai
produk industri seperti tekstil, penyamakan kulit, zat warna, atau obat-obatan.
d. Asam sulfat sebagai bahan baku
pembuaatan pupuk ZA (zwavel zuur ammonia).
e. Asam sulfat digunakan sebagai bahan
baku untuk membuat senyawa-senyawa sulfat seperti :
-
NaHSO4
digunakan sebagai pembersih kamar mandi untuk melarutkan endapan dan air
sadah/air ledeng
-
Na2SO4
(garam Glauber) dan MgSO4 (garam Inggris) sebagai obat
pencahar
-
ZnSO4
sebagai obat emesis (obat pembuat muntah)
-
Al2(SO4)3
(tawas) sebagai zat penjernih air
-
BaSO4
pigmen putih untuk membuat cat
-
CaSO4
(gips) untuk menyambung tulang patah atau retak
-
CuSO4.5H2O
(terusi) sebagai fungisida atau pembasmi jamur pada tanaman atau kayu
-
FeSO4.7H2O
sebagai bahan pembuat tinta
7. Klor (Cl)
a. Kegunaan klorin
Dalam
kehidupan sehari-hari senyawa klorin memegang peranan penting dalam bidang
industri, pertanian, obat-obatan, dan dirumah tangga. Keguanaan tersebut di
antaranya sebagai berikut.
1.
Senyawa natrium
hipoklorit (NaHClO3) digunakan sebagai pemutih
2.
Sebagai
bahan baku pembuatan kapur klorin (CaOCl2) dan kaporit (Ca(OCl)2).
Kedua bahan ini merupakan bahan pengelantang pakaian atau kain, sedangkang
kaporit sendiri digunakan sebagai desinfektan.
3.
Kalium
klorat (KclO3) digunakan sebagai zat pengoksidasi, bahan-bahan
pembuat petasan atau kembang api, dan bahan untuk membuat kepala korek api.
b. Senyawa-senyawa klorin juga dapat
digunakan sebagai pelarut, antiseptik dan plastik.
1.
Pelarut
Senyawa klorin yang digunakan
sebagai pelarut adalah tetrakloro etena. Bahan ini digunakan untuk pencucian
kering (dry clean), untuk pencucian mesin. Sementara itu, trikloro etena
digunakan untuk tippex sebagai thinner.
2.
Antiseptik
(desinfektan)
Jenis desinfektan yang banyak
digunakan saat ini TPT (Trikloro Phenol) dan dettol. Kedua senyawa ini
digunakan sebagai pembersih kamar mandi atau WC. Jenis desinfektan lain yang
sempat di produksi secara besar-besaran adalah DDT ( Dikloro difenit trikloro
etana). Desinfektan ini dapat membunuh nyamuk, kecoa, atau binatang-binatang
kecil. Namun DDT sangat berbahaya bagi hewan dan manusia karena dapat larut
dalam lemak dan sulit diuraikan.
3.
Plastik
Salah satu jenis plastik dari
senyawa klorin yang sangat penting adalah PVC (polivinil klorida). PVC banyak
digunakan untuk membuat jas hujan, pita kaset, isolator listrik, pipa saluran
air (pralon), atau taplak meja.
8. Argon (Ar)
-
Digunakan dalam bola lampu pijar listrik dan tabung
fluoresen pada tekanan sekitar 400 Pa, tabung pengisian cahaya , tabung kilau
dan lain-lain.
-
Sebagai gas inert yang melindungi dari bunga api listrik
dalam proses pengelasan, produksi titanium dan unsur reaktif lainya, dan juga
sebagai lapisan pelindung dalam pembuatan kristal silikon dan germanium.
-
Pengisi tabung pemadam kebakaran.
tabel
pembuataan dan kegunaan unsur periode ketiga.
UNSUR
|
PEMBUATAN
|
KEGUNAAN
|
TERDAPAT PADA
|
RUMUS SENYAWA
|
Na
|
Elektrolisis
leburan NaCl (Proses Down)
|
·
Pembuatan
TEL
·
Mereduksi
bijih loga (Ti)
·
Lampu
Kabut
|
Garam
|
NaCl
|
Sendawa Chili
|
NaNO3
|
|||
Kriolit
|
Na3AlF6
|
|||
Bijih silikat
|
Na2SiO3
|
|||
Mg
|
Elektrolisis
lelehan MgCl2
|
·
Magnalium
untuk bahan kerangka pesawat terbang
|
Air laut
|
MgCl2
|
Magnetit
|
MgCO3
|
|||
Kiserit
|
MgSO4.3H2O
|
|||
Dolomit
|
MgCO3.CaCO3
|
|||
Karnalit
|
KCl.MgCl2.6H2O
|
|||
Asbes
|
CaMg(SiO3)4
|
|||
Mika
|
K-Mg-Al Silikat
|
|||
Si
|
Reduksi
pasir SiO2 dengan C dalam tanur listrik
|
·
Bahan
semikonduktor untuk kalkulator, mikrokomputer, polimer silikon untuk mengubah
jaringan pada tubuh
|
Pasir/kuarsa
|
SiO2
|
Tanah liat
|
Al2O3.2SiO2.2H2O
|
|||
Asbes
|
Mg-Ca-Silikat
|
|||
Mika
|
K-Mg-Silikat
|
|||
P
|
Proses
Wohler (memanaskan campuran fosforit, pasir dan C pada suhu 1300oC
dalam tanur listrik)
|
·
Fosfor
putih (beracun) untuk bahan baku pembuatan H3PO4
·
Fosfor
merah (tidak beracun) untuk bidang gesek korek api
|
Batu karang fosfat (apatit dan fosforit)
|
Ca3(PO4)2
|
Al
|
Marten
Hall
Penambahan
kriolit dalam proses Hall berfungsi:
ü Melarutkan Al2O3
ü Menurunkan titik leleh Al2O3
|
·
Alat
masak, karena tahan panas dan tahan karat karena membentuk lapisan oksida
·
Paduan
Al untuk pesawat terbang
·
Al(OH)3
untuk obat maag
|
Alumino silikat
|
Campuran Al-O-Si
|
Korundum
|
Al2O3
|
|||
Kriolit
|
Na3AlF6
|
|||
Bauksit
|
Al2O3.xH2O
|
|||
S
|
Pembuatan
dengan 2 cara:
1) Metode Frasch (yang ada di
dalam tanah)
2) Metode Sisilia (yang ada di
permukaan tanah)
Pembuatan
H2SO4 ada 2 cara:
1) Proses Kontak dengan bahan
baku SO2, katalisnya V2O5
2) Proses Bilik Timbal dengan
bahan baku SO2, katalisnya uap nitroso (campuran NO dan NO2)
|
·
Pembuatan
korek api
·
Proses
vulkanisasi karet
·
Pembuatan
CS2 (bahan baku serat rayon)
·
(NH4)SO4
atau pupuk ZA
·
H2SO4
untuk elektrolit pada aki (accumulator)
·
CuSO4.5H2O
(terusi) untuk anti jamur pada tanaman dan kayu
|
Pirit
|
FeS2
|
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Unsur
periode ketiga merupakan unsur yang periode yang pendek, yaitu delapan unsur
yang meliputi Na, Mg, Al, Si, P, S, Cl, Ar. Unsur Na, Mg, Al tergolong logam,
Si tergolong metaloid, P, S, Cl
tergolong nonlogam, dan Ar tergolong gas mulia.
Secara
umum unsur periode ketiga mempunyai sifat:
· Dari kiri ke
kanan, jumlah elektron valensi semakin banyak, sedangkan jumlah kulitnya tetap.
Akibatnya, jari-jari atom semakin kecil sehingga semakin sukar melepaskan
elektron (ionisasinya semakin besar).
· Harga
keelektronegatifan unsur periode ketiga dari kiri ke kanan semakin besar dan
sebaliknya, harga keelektropositifan semakin kecil.
· Unsur Na, Mg,
Al, Si, P, S berwujud padat pada suhu kamar karena unsur-unsur tersebut
memiliki harga (t.l) dan (t.d) di atas suhu ruangan (di atas 250C).
Sedangkan unsur Cl dan Ar berwujud gas karena memiliki (t.l) dan (t.d)
di bawah suhu ruangan.
· Dalam periode
ketiga, letak logam disebelah kiri, makin ke kiri sifat logam semakin reaktif,
Na >Mg> Al. Jadi Na paling reaktif.
·
Sifat
pereduksi semakin bertambah, sedangkan sifat pengoksidasi unsur - unsur periode
ke tiga dapat anda lihat dari harga potensial reduksinya.
·
Sifat
asam dan basa dipengaruh oleh golongan unsur – unsurnya. Sifat asam dipengaruhi
oleh non logam ( P, S, Cl ), yaitu energi ionisasi unsur periode ketiga dari
kiri ke kanan semakin besar sehingga semakin mudah menarik electron dari atom
oksigen. Jadi dari kiri ke kana sifat asam unsur periode ketiga semakin kuat.
Sifat basa dipengaruhi oleh unsur logam ( Na, Mg, Al ), yaitu dari kiri ke
kanan, unsur - unsur periode ketiga memiliki harga ionisasi yang semakin besar
sehingga semakin sukar melepas electron. Penyebabnya electron dari unsur
tersebut akan kurang tertarik kearah atau oksigen sehingga kecenderungan untuk
membentuk ion OH menjadi berkurang.
B.
SARAN
Saran yang kami
dapat berikan bagi pembaca yang senang dengan bahan-bahan kimia, lebih baik
anda lebih waspada dengan unsur-unsur yang belum anda kuasai. Ketelitian itu
penting dalam hal ini karna kesalahan kecil yang anda lakukan dapat membuat
kerusakan besar pada anda ataupun lingkungan anda. Jangan hanya membaca dari
satu sumber saja, karna ilmu pengetahuan terus berkembang setiap waktunya.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Sutresna, Nana dan Sustrinawati, Riani. 2006. Kimia untuk Kelas XII
IPA Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.Bandung: Grafindo Media Pratama
http://sunardi.blogspot.com/2009/09/makala-unsurperodeke3.html.
http:/purba.blogspot.com/2012/11/unsur-unsurperiode3.html.
http://chemistry35.blogspot.com/2011/10/unsur-unsur-periode-ketiga-periode-3.html
http://chalysteeq.blogspot.com/2010/01/kelimpahan-unsur-periode-3-di-alam.html
http://nettihariani.blogspot.com/2008/07/unsur-unsur-periode-ketiga-unsur-unsur.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar