Total Tayangan Halaman

Minggu, 13 November 2016

MAKALAH UNSUR UNSUR PERIODA KE TIGA



MAKALAH
UNSUR – UNSUR PERIODA KE-TIGA ”


DISUSUN OLEH :

 DENADA GREHASTUTI        (10)
KELAS    :  XII MIPA 2
 


SMA 1 BAE KUDUS
Jln. Jenderal Sudirman Km. 04 Telp: (0291)438821 Kudus 59322
MOTTO DAN PERSEMBAHAN


MOTTO
“Perilaku kita adalah cermin dari masa depan kita”
“Belajarlah sampai ke negeri Cina”
Ilmu tanpa amal bagaikan pohon yang tak berbuah”
“ Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah.”
“ Segala yang indah belum tentu baik, tetapi segala yang baik sudah tentu indah”
“ Optimis, karena hidup terus mengalir dan kehidupan trus berputar”
“ Pendidikan bukan modal hidup tetapi sesuatu yang harus hidup”
“ Pengetahuan adalah kekuatan”
“Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.”
“Tiada hari tanpa belajar”
“Pengalaman adalah guru terbaik.”
“Jadikanlah ilmu berguna bagi diri sendiri dan orang lain”
“ Jadikanlah kekecewaan masa lalu menjadi senjata sukses dimasa depan”
“ Jadilah orang bijak yang dapat mengambil keputusan yang baik

PERSEMBAHAN
Makalah ini disusun untuk dipersembahkan kepada :
1.     Bapak / Ibu guru SMA 1 BAE
2.      Siswa / Siswi SMA 1 BAE
3.    Pembaca makalah
4.    Masyarakat luas agar wawasan kita bertambah

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah swt karena telah melimpahkan nikmat dan hidayahnya sehingga pada kesempatan kali ini kami dapat menyelesaikan makalah dengan baik.
Penulis berupaya menyusun makalah ini secara sistematis. Untuk penyajiannya penulis dengan kaidah-kaidah Bahasa Indonesia yang benar.
Makalah yang berjudul “Upaya Penyelesaian Kasus Pelanggaran HAM ” dapat kami selesaikan berkat bantuan dan dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu saya mengucapkan terimakasih kepada:
1)    Bapak Supriyono Spd , selaku Kepala Sekolah SMA N 1 BAE KUDUS
2)   Bapak Gatot Kisharjanto, S.Pd selaku Wali Kelas XII MIPA 2
3)  
Ibu Sri Rejeki,S.Pd selaku kimia yang telah memberikan pengarahan dalam penyusunan Makalah ini.
4)   Orang tua kami yang selalu memberi kasih sayang dengan tulus, memberikan semangat, serta dukungan baik moral dan materil sehingga Makalah dapat terselesaikan.
5)   Teman teman sejawat yang tak terejakan sayu persatu yang selalu bersama dalam suka dan duka.
6)     Semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dalam kesempurnaan Makalah ini sangat penulis harapkan.
 Akhir kata,semoga Makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan yang bermanfat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Terimakasih
 

Wassalamualaikum Wr.Wb.
Kudus ,
14 November 2016

                                                                                           Penulis



DAFTAR ISI
COVER…………………………………………………………………………………………i
MOTTO DAN PERSEMBAHAN…………………………………………………………....ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………iii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..…………iv
BAB I
PENDAHULUAN
A.        Latar Belakang.......................................................................................1
B.     Rumusan Masalah.................................................................................3
C.     Tujuan Penulisan...................................................................................3
D.       Manfaat Penulisan................................................................................3
E.         Sistematika Penulisan............................................................................4
BAB II
PEMBAHASAN
A.        Unsur – unsur perioda ketiga................................................................5
B.         Pengujian unsur – unsur perioda ketiga.................................................8
C.        Sifat – sifat unsur – unsur perioda ketiga..............................................13
D.        Kelimpahan unsur – unsur perioda ketiga di alam................................21
E.         Pengolahan unsur – unsur perioda ketiga............................................23
F.         Manfaat unsur – unsur perioda ketiga.................................................27
BAB III
 PENUTUP
A.     Kesimpulan........................................................................................34
B.     Saran.................................................................................................35

Daftar Pustaka……………………………………………………………………….......36
Lampiran……………………………………………………………………………….……37


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Alam semesta ini kaya akan kadungan unsur-unsur kimia. Hingga saat ini, unsur-unsur kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Unsur-unsur tersebut dikelompokkan berdasarkan kesamaan sifatnya ke dalam beberapa golongan, yaitu golongan A (golongan utama) dan golongan B (golongan transisi). Selain itu, unsur-unsur kimia dapat dikelompokkan menjadi unsur logam, nonlogam, semilogam, dan gas mulia
Beberapa usur logam dan nonlogam, dalam bentuk unsur maupun senyawa, banyak dimanfaatkan didalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan beberapa unsur logam dan nonlogam meningkat dengan berkembang pesatnya industri, baik sebagai alat, bahan dasar, maupun sumber energi.
Unsur-unsur logam umumnya diperoleh sebagai bijih logam dalam batuan. Alam Indonesia sangat kaya akan sumber mineral bijih logam, karena itu perlu penguasaan teknologi untuk mengolahnya menjadi logam yang dibutuhkan.
Unsur Logam yang sudah akrab dengan kehidupan kita sehari-hari diantaranya adalah, besi, tembaga, atau perak. Ternyata unsur natrium pun bersifat logam. Namun, karena tak stabil dalam keadaan unsurnya, ia lebih banyak kita temui dalam bentuk senyawanya.
Keberadaan unsur-unsur kimia di alam sangat melipah. Sumber unsur-
Unsur kimia terdapat di kerak bumi, dasar laut, dan atmosfer, baik dalam bentuk unsur bebas, senyawa ataupun campurannya. Unsur-unsur kimia yang terdapat di alam dalam bentuk unsur bebasnya (tidak bersenyawa dengan unsur lainnya), diantaranya logam platina (Pt), emas (Au), karbon (C), gas nitrogen (N2), oksigen (O2), dan gas-gas mulia. Adapun unsur-unsur lainnya ditemukan dalam bentuk bijih logam. Bijih logam merupakan campuran antara mineral yang mengandung unsur-unsur kimia dan pengotornya. Mineral-mineral tersebut berbentuk senyawa oksida, halida, fosfat, silikat, karbonat, sulfat, dan sulfida. Logam platina (Pt) dan emas (Au) disebut logam mulia. Sumber logam mulia dan mineral-mineral dapat ditemukan di kerak bumi, sedangkan sumber gas oksigen, nitrogen, dan gas mulia (kecuali He) terdapat di lapisan atmosfer.
Sulit dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya unsur kimia karena semua benda yang ada di alam ini mengandung unsur kimia, baik dalam bentuk logam atau unsur bebasnya, senyawanya, atau paduan logamnya. Tak bisa dipungkiri, selain memberikan manfaat, beberapa unsur kimia memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Kegunaan dan dampak dari unsur-unsur kimia beserta cara mencegah dan menanganinya tidak terlepas dari sifat yang dimiliki unsur-unsur tersebut. Melalui makalah ini kami harapkan pembaca dapat memahami dan mengetahui kimia unsur lebih spesifik lagi terutama pada periode ketiga dan keempat.



B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah-masalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.     Apa saja unsur – unsur perioda ketiga?
2.    Bagaimana pengujian unsur – unsur perioda ketiga?
3.    Bagaimana kelimpahan unsur – unsur perioda ketiga di alam ?
4.    Bagaimana sifat – sifat unsur – unsur perioda ketiga?
5.    Bagaimana pengolahan unsur – unsur perioda ketiga?
6.    Apa saja  manfaat unsur – unsur perioda ketiga?

C.    Tujuan Penulisan
Tujuan dari mengangkat materi ini tentang unsur – unsur perioda ketiga yaitu:
a.       Untuk mengetahui apa saja unsur-unsur periode ketiga
b.      Untuk mengetahui bagaimana sifat – sifat dari unsur-unsur periode ketiga
c.       Untuk mengetahui bagaimana kelimpahan di alam dari unsur-unsur periode ketiga
d.      Untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan unsur-unsur periode ketiga
e.       Untuk mengetahui bagaimana kegunaan unsur-unsur periode ketiga dan senyawanya
f.     Untuk mengetahui bagaimana pengujian unsur-unsur periode ketiga
D.    Manfaat Penulisan
Hasil pembelajaran ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi penulis dan pembaca.
a.       Mengetahui  apa saja unsur-unsur periode ketiga
b.      Mengetahui bagaimana sifat – sifat dari unsur-unsur periode ketiga
c.       Mengetahui  bagaimana kelimpahan di alam dari unsur-unsur periode ketiga
d.      Mengetahui  bagaimana cara pembuatan unsur-unsur periode ketiga
e.       Mengetahui  bagaimana kegunaan unsur-unsur periode ketiga dan senyawanya
f.       Mengetahui   bagaimana pengujian unsur-unsur periode ketiga





E. Sistematika Penulisan
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah
C.    Tujuan Penulisan
D.    Manfaat Penulisan
E.     Sistematika Penulisan
BAB II                    
PEMBAHASAN
A.   Unsur – unsur perioda ketiga
B.    Pengujian  unsur – unsur perioda ketiga
C.   Sifat – sifat unsur – unsur perioda ketiga
D.   Kelimpahan  unsur – unsur perioda ketiga di alam
E.    Pengolahan  unsur – unsur perioda ketiga
F.    Manfaat  unsur – unsur perioda ketiga
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Saran
Daftar Pustaka
BAB II
PEMBAHASAN

A.      Macam – Macam Unsur Periode Ketiga
Unsur periode ketiga dalam sistem periode unsur terdiri dari delapan unsur yaitu natrium(Na), magnesium(Mg), aluminium(Al), silikon(Si), fosfor(P), sulfur(S), klorin(Cl) dan argon(Ar). Unsur tersebut terletak dalam golongan yang berlainan, berikut tabel mengenai letak unsur periode 3;
Na
Mg
Al
Si
P
S
Cl
Ar
Logam
Metaloid
Nonlogam
Gas mulia
IA,IIA,IIIA
IVA
VA,VIA,VIIA
VIIIA










      Cl              S             Si                 Al                Mg              Na             Ar                 P
Gambar unsur periode 3.

a.         Natrium (Na)
Natrium atau sodium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Na dan nomor atom 11. Natrium adalah logam reaktif yang lunak, keperakan, dan seperti lilin, yang termasuk ke logam alkali yang banyak terdapat dalam senyawa alam (terutama halite). Dia sangat reaktif, apinya berwarna kuning, beroksidasi dalam udara, dan bereaksi kuat dengan air, sehingga harus disimpan dalam minyak. Karena sangat reaktif, natrium hampir tidak pernah ditemukan dalam bentuk unsur murni.
Natrium banyak ditemukan di bintang-bintang. Garis D pada spektrum matahari sangat jelas. Natrium juga merupakan elemen terbanyak keempat di bumi, terkandung sebanyak 2.6% di kerak bumi. Unsur ini merupakan unsur terbanyak dalam grup logam alkali.


b.        Magnesium (Mg)
Magnesium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang terletak pada golongan IIA,  memiliki simbol Mg dan nomor atom 12 serta berat atom 24,31. Magnesium adalah elemen terbanyak kedelapan yang membentuk 2% berat kulit bumi, serta merupakan unsur terlarut ketiga terbanyak pada air laut. Logam alkali tanah ini terutama digunakan sebagai zat campuran (alloy) untuk membuat campuran alumunium-magnesium yang sering disebut "magnalium" atau "magnelium".
c.         Aluminium (Al)
Aluminum ialah unsur kimia dalam tabel periodik unsur yang  terletak pada golongan IIIA, dengan simbol Al dan nomor atom 13.  Aluminium adalah  logam yang paling berlimpah, merupakan konduktor listrik yang baik, terang dan kuat serta tahan terhadap korosi. Aluminium dapat ditempa menjadi lembaran, ditarik menjadi kawat dan diekstrusi menjadi batangan dengan bermacam-macam penampang. Aluminium banyak digunakan dalam kabel bertegangan tinggi, bingkai jendela dan badan pesawat terbang, ditemukan di rumah  sebagai panci, botol minuman ringan, tutup botol susu. Aluminium juga digunakan untuk melapisi lampu mobil.

d.        Silikon (Si)
Silikon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Si dan nomor atom 14. Merupakan unsur terbanyak kedua di bumi. Senyawa yang dibentuk bersifat paramagnetik. Unsur kimia ini dtemukan oleh Jöns Jakob Berzelius. Silikon hampir 25.7% mengikut berat. Biasanya dalam bentuk silikon dioksida (silika) dan silikat. Silikon sering digunakan untuk membuat serat optik dan dalam operasi plastik digunakan untuk mengisi bagian tubuh pasien dalam bentuk silikone.

e.         Fosfor (P)
Fosfor ialah zat yang dapat berpendar karena mengalami fosforesens (pendaran yang terjadi walaupun sumber pengeksitasinya telah disingkirkan). Fosfor berupa berbagai jenis senyawa logam transisi atau senyawa tanah langka seperti zink sulfida (ZnS) yang ditambah tembaga atau perak, dan zink silikat (Zn2SiO4)yang dicampur dengan mangan. Kegunaan fosfor yang paling umum ialah pada ragaan tabung sinar katoda (CRT) dan lampu fluoresen, sementara fosfor dapat ditemukan pula pada berbagai jenis mainan yang dapat berpendar dalam gelap (glow in the dark).



f.          Sulfur (S)
Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang S dan nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau dan multivalent. Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral- mineral sulfide dan sulfate. Sulfur adalah unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam dua asam amino. Penggunaan komersilnya terutama dalam fertilizer namun juga dalam bubuk mesiu, korek api, insektisida dan fungisida.

g.         Klorin(Cl)
Klor (bahasa Yunani: Chloros, "hijau pucat"), adalah unsur kimia dengan simbol Cl dan nomor atom 17. Dalam tabel periodik, unsur ini termasuk kelompok halogen (VIIA). Dalam bentuk ion klorida, unsur ini adalah pembentuk garam dan senyawa lain yang tersedia di alam dalam jumlah yang sangat berlimpah dan diperlukan untuk pembentukan hampir semua bentuk kehidupan, termasuk manusia. Dalam bentuk gas, klorin berwarna kuning kehijauan, dan sangat beracun. Dalam bentuk cair atau padat, klor sering digunakan sebagai oksidan, pemutih, atau desinfektan.

h.         Argon(Ar)
Argon adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Ar dan nomor atom 18. Gas mulia ke-3, di periode 8, argon membentuk 1% dari atmosfer bumi.

Nama "argon" berasal dari kata Yunani αργον berarti "malas" atau "yang tidak aktif", sebuah referensi untuk fakta bahwa elemen hampir tidak mengalami reaksi kimia. Oktet lengkap (delapan elektron) di kulit atom terluar membuat argon stabil dan tahan terhadap ikatan dengan unsur-unsur lainnya. Titik triple suhu 83,8058 K adalah titik tetap yang menentukan dalam Skala Suhu Internasional 1990.


B.   PENGUJIAN UNSUR – UNSUR PERIODA KETIGA
·                Reaksi dengan Air
1.    Natrium
Natrium mengalami reaksi yang sangat eksoterm dengan air dingin menghasilkan hidrogen dan larutan NaOH yang tak berwarna.
2.    Magnesium
Magnesium mengalami reaksi yang sangat lambat dengan air dingin, tetapi terbakar dalam uap air. Lempeng magnesium yang sangat bersih dimasukkan ke dalam air dingin akhirnya akan tertutup oleh gelembung gas hidrogen yang akan mengapungkan lempeng magnesium ke permukaan. Magnesium hidroksida akan terbentuk sebagai lapisan pada lempengan magnesium dan ini cenderung akan menghentikan reaksi.
Magnesium terbakar dalam uap air dengan nyala putih yang khas membentuk magnesium oksida dan hidrogen.
3.    Aluminium
Serbuk alumunium dipanaskan dalam uap air menghasilkan hidrogen dan alumunium oksida. Reaksinya berlangsung relatif lambat karena adanya lapisan alumunium oksida pada logamnya, membentuk oksida yang lebih banyak selama reaksi.
4.    Silicon
Terdapat beberapa perbedaan dalam beberapa buku atau web mengenai bagaimana reaksi silikon dengan air atau uap air. Sebenarnya hal ini tergantung pada silikon yang digunakan. Umumnya silikon abu-abu yang berkilat dengan keadaan agak seperti logam hampir tidak reaktif.
Banyak sumber menyatakan bahwa bentuk silikon ini bereaksi dengan uap air pada suhu tinggi menghasilkan silikon dioksida dan hidrogen.
Tapi juga mungkin untuk membuatnya menjadi bentuk silikon yang lebih reaktif yang akan bereaksi dengan air dingin menghasilkan produk yang sama.
5.     Fosfor
Fosfor  tidak bereaksi dengan air.
6.     Klor
Klor dapat larut dalam air untuk beberapa tingkat membentuk larutan berwarna bijau. Terjadi reaksi reversibel (dapat balik) menghasilkan asam klorida dan asam hipoklorit.



 7.      Argon
Argon tidak bereaksi dengan air
8.      Sulfur
 Sulfur tidak bereaksi dengan air.
·                Reaksi dengan Oksigen
      Unsur-unsur periode ketiga dapat membentuk oksida melalui reaksi pembakaran dengan gas oksigen. Reaksi yang terjadi pada masing-masing unsur adalah sebagai berikut :

1.      Natrium Oksida

Natrium mengalami reaksi hebat dengan oksigen. Logam Natrium yang terpapar di udara dapat bereaksi spontan dengan gas oksigen membentuk oksida berwarna putih yang disertai nyala berwarna kuning.

            4 Na(s) +  O2(g) ——> 2 Na2O(s)

2.      Magnesium Oksida
Magnesium juga bereaksi hebat dengan udara (terutama gas oksigen) menghasilkan nyala berwarna putih terang yang disertai dengan pembentukan oksida berwarna putih.

            2 Mg(s) +  O2(g) ——> 2 MgO(s)

3.      Aluminium Oksida
Alumunium akan terbakar dalam oksigen jika bentuknya serbuk, sebaliknya lapisan oksidanya yang kuat pada alumunium cenderung menghambat reaksi. Jika kita taburkan serbuk alumunium ke dalam nyala bunsen, maka akan kita dapatkan percikan. Alumunium oksida yang berwana putih akan terbentuk. Oksida ini berwarna putih.
·         Al(s) +  3 O2(g) ——> 2 Al2O3(s)
4.      Silikon Oksida (Silika)
   
 Si(s) +  O2(g) ——> SiO2(s)

5.      Fosfor (V) Oksida
Fosfor putih secara spontan menangkap api di udara, terbakar dengan nyala putih dan menghasilkan asap putih campuran fosfor (III) oksida dan fosfor (V) oksida.



6.      Sulfur / Belerang Dioksida dan Belerang Trioksida
Padatan Belerang mudah terbakar di udara saat dipanaskan dan akan menghasilkan gas Belerang Dioksida (SO2). Oksida ini dapat direaksikan lebih lanjut dengan gas oksigen berlebih yang dikatalisis oleh Vanadium Pentaoksida (V2O5) untuk menghasilkan gas Belerang Trioksida (SO3).
Sulfur terbakar di udara atau oksigen dengan pemanasan perlahan dengan nyala biru pucat. Ini menghasilkan gas sulfur dioksida yang tak berwarna.
S(s) +  O2(g) ——>SO2(g)
2SO2(g) +  O2(g) ——> 2SO3(g)

7.      Klor (VII) Oksida dan Argon
Walaupun memiliki beberapa oksida, klor tidak langsung bereaksi dengan oksigen.
Cl2(g) +  7 O2(g) ——> 2 Cl2O7(g)

8.      Argon
Argon tidak bereaksi dengan oksigen
·                Reaksi dengan Klor
1.    Natrium
Natrium terbakar dalam klor dengan nyala jingga menyala. Padatan NaCl akan terbentuk.
2.    Magnesium
Magnesium terbakar dengan nyala putih yang kuat menghasilkan magnesium klorida.
3.    Aluminium
Alumunium seringkali bereaksi dengan klor dengan melewatkan klor kering di atas alumunium foil yang dipanaskan sepanjang tabung. Alumunium terbakar dalam aliran klor menghasilkan alumunium klorida yang kuning sangat pucat. Alumunium klorida ini dapat menyublim (berubah dari padatan ke gas dan kembali lagi) dan terkumpul di bagian bawah tabung saat didinginkan.
Silikon
Jika klor dilewatkan di atas serbuk silikon yang dipanaskan di dalam tabung, akan bereaksi menghasilkan silikon tetraklorida. Silikon tetraklorida adalah cairan yang tak berwarna yang berasap dan dapat terkondensasi.
4.    Silikon
Jika klor dilewatkan di atas serbuk silikon yang dipanaskan di dalam tabung, akan bereaksi menghasilkan silikon tetraklorida. Silikon tetraklorida adalah cairan yang tak berwarna yang berasap dan dapat terkondensasi.
5.    Fosfor
Fosfor putih terbakar di dalam klor menghasilkan campuran dua klorida. Fosfor (III) klorida dan fosfor (V) klorida (fosfor triklorida dan fosfor pentaklorida).
Fosfor (III) klorida adalah cairan tak berwarna yang berasap.
Fosfor (V) klorida adalah padatan putih (hampir kuning).
6.    Sulfur
Jika aliran klor dilewatkan di atas sulfur yang dipanaskan, akan bereaksi menghasilkan cairan berwarna jingga dengan bau tak sedap, disulfur diklorida, S2Cl2.
7.    Klor Argon
Tidak bermanfaat bila kita membicarakan klor bereaksi dengan klor lagi
8.   Argon
Argon tidak dapat bereaksi dengan klor.
  
C.      SIFAT – SIFAT UNSUR PERIODA KETIGA
SIFAT KIMIA UNSUR PERIODE KETIGA
·         Sifat atomik unsur-unsur periode ketiga
Simak data sifat atomik unsur-unsur periode ketiga
Sifat atomic
Na
Mg
Al
Si
P
S
Cl
Ar
Jari-jari ionik (pm)
102
72
54
26
17
29
180
Jari-jari logam/kovalen (pm)
190
160
118
111
102
102
99
98
Energi ionisasi (kJ/mol)
496
738
578
789
1.013
1.000
1.250
1.520
Afinitas electron
-52,8
>0
-42,5
-134
-72
-200
-349
>0
Kelektronegatifan
1,0
1,2
1,5
1,8
2,1
2,5
3,0
Bilangan Oksidasi (maksimum)
+1
+2
+3
+4
+5
+6
+7
0
·         Konfigurasi Elektron unsur periode ketiga
Simak konfigurasi elektron unsur periode ketiga pada tabel berikut

IA
IIA
IIIA
IVA
VA
VIA
VIIA
VIIIA
Periode 3
Na
Mg
Al
Si
P
S
Cl
Ar
Nomor atom
11
12
13
14
15
16
17
18
Konfigurasi electron
[Ne] 3s1
[Ne] 3s2
[Ne] 3s2 3p1
[Ne] 3s2 3p2
[Ne] 3s2 3p3
[Ne] 3s2 3p4
[Ne] 3s2 3p5
[Ne] 3s2 3p6

Kecuali Ar unsur-unsur periode ketiga dapat memiliki konfigurasi elektron gas mulia dengan cara melepas elektron atau menyerap elektron dari atom lain. Unsur-unsur logam Na, Mg, dan Al dengan jumlah elektron valensi 1,2 dan 3 lebih mudah melepas elektron. Sebaliknya unsur-unsur non-logam P, S, dan Cl memiliki jumlah elektron valensi 5,6 dan 7 sehingga cenderung menerima elektron dari atom alin untuk mendapatkan konfigurasi elektron yang stabil.
Mudah tidaknya unsur-unsur melepas atau menyerap elektron ini dapat dipahami dari kecenderungan nilai energi ionisasi dan afinitas elektronnya. Nilai energi ionisasi bertambah dari kiri ke kanan, yang berarti lebih mudah bagi unsur-unsur logam di sebelah kiri untuk melepas elektron. Sedangkan nilai afinitas elektron semakin negatif dari kiri ke kanan, yang ebrarti semakin mudah unsur-unsur non-logam di sebelah kanan untuk menarik elektron. Dari sini dapat disimpulkan kereaktifan unsur-unsur periode ketiga dari Na ke Cl sebagai berikut:
Untuk unsur-unsur periode ketiga kecuali Ar, semakin ke kiri kereaktifan logam bertambah dan semakin kanan kerekatifan non-logam bertambah’
·         Daya Reduksi dan oksidasi unsur-unsur periode ketiga
Kecenderungan daya reduksi dan daya oksidasi unsur-unsur periode ketiga dapat diramalkan menggunakan data potensial reduksi standar (Eo). Semakin positif nilai Eo, semakin besar daya oksidasinya. Sebaliknya, semakin negatif nilai Eo, semakin besar daya reduksinya. Berikut adalah data Eo untuk beberapa unsur periode ketiga.
Na+(aq) + e ↔  Na(s)   Eo = -2,71 V
Mg2+(aq) + 2e ↔  Mg(s)   Eo = -2,37 V
Al3+(aq) + 3e ↔  Al(s)   Eo = -1,66  V
Cl2(g) + 2e ↔  Cl(s)   Eo = +1,36 V
Dari penjelasan di atas,d aya reduksi dan oksidasi unsur-unsur periode ketiga,  kecuali Ar,  dapat dirumuskan sebagai berikut:
Daya reduksi unsur-unsur periode ketiga berkurang dari Na ke Cl, sedangkan daya oksidasinya ebrtambah dari Na ke Cl.
Dari data di atas, kita dapat pula menarik kesimpulan bahwa logam Na, Mg, dan Al memiliki daya reduksi atau sebagai reduktor yang baik. Sedangkan nonlogam P, S dan Cl memiliki daya oksidasi atau sebagai oksidator yang lebih baik. Daya oksidasi dan reduksi dapat dipahami lebih lanjut dengan menyimak tabel berikut:
Unsur
Bilangan Oksidasi
Keterangan
Na
0, +1
Na memiliki daya reduksi terkuat. Hal ini dapat dilihat adri reaksi Na yang berlangsung hebat dengan air.
2Na(s) + 2H2O(l) → 2NaOH(aq) + H2(g)
Mg
0, +1, +2
Mg memiliki daya reduksi di bawah Na. Mg bereaksi lebih lambat dibanding air.
Mg(s) + 2H2O(l) → Mg(OH)2(s) + H2(g)
Al
0, +3
Al memiliki daya reduksi di bawah Na dan Mg. Al juga bereaksi cepat dengan udara membentuk lapisan oksida yang sangat stabil. Kedua hal tersebut mencegah Al bereaksi  dengan air kecuali jika air berada sebagai uap air panas.
2Al(s) + 3H2O(l) → Al2O3(s) + 3H2(g)
Si
-4, 0, +2, +4
Si memiliki daya reduksi dan daya oksidasi yang lemah. Si juga bereaksi cepat dengan udara membentuk lapisan oksida SiO2 yang stabil sehingga Si tidak bereaksi dengan air meski berupa air panas.
·         Dengan daya reduksi yang lemah, Si hanya bereaksi dengan oksidator kuat seperti O dan Cl. Reaksi berlangsung pada suhu tinggi
Si(s) + O2(g) → SiO2(s)
Si(s) + 2Cl2(g) → SiCl4(g)
·         Dengan daya oksidasi yang lemah, Si hanya bereaksi dengan reduktor kuat seperti Mg
SiCl4(s) + 2Mg(s) → Si(s) + 2MgCl2(aq)
P
-3, -2, 0, +1, +3, +4, +5
P memiliki daya reduksi dan daya oksidasi lemah
·         Dengan daya reduksi yang lemah, P hanya bereaksi dengan oksidator kuat seperti O dan Cl.
P4(s) + 3O2(g) → P4O6(s)
P4(s) + 6Cl2(g) → 4PCl3(l)
·         Dengan daya oksidasi yang lemah,  hanya bereaksi dengan reduktor kuat seperti Ca
P4(s) + 6Ca(s) → 2Ca3P2(s)
S
-2, 0, +1, +3, +4, +5, +6
S memiliki daya reduksi lebih lemah dari P, tetapi memiliki daya oksidasi yang lebih kuat.
Dengan adya reduksi yang lemah, S hanya berekasi dengan oksidator kuat seperti O dan Cl.
S8(s) + 2(g) → 8SO2(g)
S8(s) + 4Cl2(g) →  4S2Cl2(l)
Dengan daya oksidasi yang lebih kuat, S dapat mengoksidasi logam.
Cu(s) + S8(s) → CuS(s)
Fe(s) + S(s) → FeS(s)
Cl
-1, 0, +1, +3, +4, +5, +7
Cl memiliki daya reduksi yang lemah tetapi daya oksidasinya sangat kuat
Dengan daya reduksi yang lemah, Cl hanya bereaksi dengan oksidator lebih kuat, seperti F.
Cl2 + F2 → 2ClF
Cl2 + F2 → 2ClF3
Dengan daya oksidasi yang kuat, Cl dapat bereaksi dengan hampir semua logam dan non-logam.
2Na(s) + Cl2(g) → 2NaCl(s)
2Fe(s) + 3Cl2(g) → 2FeCl3(s)
C(s) + 2Cl(g) → CCl4(l)

·         Sifat asam basa hidrokarbon unsur – unsur perioda ketiga
Unsur-unsur periode ketiga dapat membentuk senyawa hidroksida M(OH)x dimana X adalah unsur periode ketiga dan x adalah jumlah elektron valensi atau bilangan oksidasi unsur tersebut. Untuk bilangan oksidasi maksimum, senyawa hidroksida unsur-unsur tersebut dapat ditulis sebagai berikut.

Na
Mg
Al
Si
P
S
Cl
Bilangan Oksidasi maksimum
+1
+2
+3
+4
+5
+6
+7
Senyawa hidroksida
NaOH
Mg(OH)2
Al(OH)3
Si(OH)4
P(OH)5
S(OH)6
Cl(OH)7
Jenis ikatan
ionik
ionik
Ionic
kovalen
kovalen
kovalen
Kovalen
Senyawa hidroksida unsur-unsur periode ketiga dapat bersifat asam atau basa.
Senyawa hidroksida berifat basa jika senyawa tersebut dapat melepas ion OH. Hal ini berlaku untuk M dengan energi ionisasi kecil. M akan mudah melepas elektron menjadi bermuatan parsial positif, dan elektron tersebut akan diterima oleh atom O yang akan menjadi bermuatan parsial negatif. Ikatan yang terbentuk anatara M dan O merupakan ikatan ionik, yang dapat melepas ion OH.
MOH → M+ + OH
Senyawa hidroksida bersifat asam jika senyawa tersebut melepas ion H+. Hal ini berlaku untuk unsur M dengan energi ionisasi yang besar. M akan sukar melepas elektron adn cenderung menggunakan elektron bersama dengan O membentuk ikatan kovalen. Akibatnya, senyawa MOH tidak dapat melepas ion OH. Akan tetapi karena ikatan O-H bersifat polar maka dapat bereaksi dengan pelarut air (terhidrolisis) dan melepas ion H+.
MOH → MO + H+
Seperti diketahui, energi ionsisasi unsur-unsur periode ketiga bertambah dari Na ke Cl. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
‘Sifat bas ahidroksida berkurang dan sifat asam hidroksida bertambah dari Na ke Cl’.
Senyawa-senyawa hidroksida dari unsur-unsur periode ketiga di sebelah kanan dari Si sampai Cl, bersifat tidak stabil dan cenderung terurai menjadi senyawa asamnya.
Si(OH) 4 → H2SIO3 + H2O
P(OH)5 → H3PO4 + H2O
S(OH)6 → H2SO4 + 2H2O
Cl(OH)7 → HClO4 + 3H2O
Kecenderungan kekuatan asam basa hidroksida dari Na ke Cl dapat disimak pada tabel berikut
Unsur
Hidroksida asam-basa
Keterangan
Na
NaOH
NaOH adalah basa kuat karena memiliki nilai Kb yang sangat besar
Mg
Mg(OH)2
Mg(OH)2 adalah basa lemah karena sukar larut dalam air
(Ksp = 1,8 x 10-11 mol3/L3)
Al
Al(OH)3
Al(OH)3 merupakan basa yang sangat lemah sekaligus asam yang sangat lemah karena sukar larut dalam air (Ksp = 2,0 x 10-23 mol4/L4). Karena Al(OH)3 dapat memiliki sifat asam dan basa, maka disebut juga zat amfoter. Sifat asam basa (Al(OH)3 dapat disimak dari reaksi asam basanya berikut ini.
Al(OH)3(s) + NaOH(aq) → NaAl(OH)4(aq)
Asam             Basa
Al(OH)3(s) + 3HCl(aq) → AlCl3(aq) + 3H2O(l)
Basa              Asam
Si
Si(OH)4
(H2SiO3)
H2SiO­3 merupakan asam lemah. H2SiO3 bersifat tidak stabil dan cenderung terurai menjadi SiO2 dan H2O.
P*
P(OH)5
(H3PO4)
H­3PO4 adalah asam lemah dengan nilai Ka1 = 7,5 x 10-3 dan Ka2 = 6,2 x 10-6
S*
S(OH)6
(H2SO4)
H2SO4 adalah asam kuat dengan nilai Ka1 yang sangat besar dan Ka2 = 1,1 x 10-2
Cl*
Cl(OH)7
(HClO4)
HClO4 adalah asam sangat kuat dengan nilai Ka1 yang sangat besar
* Non-logam memiliki beberapa bilangan oksidasi, sehingga dapat membentuk lebih dari satu asam. Sebagai contoh:
  • S dapat membentuk asam H2SO3, yang lebih lemah dibandingkan H2SO4 (Ka1 H2SO3 = 1,2 x 10-2)
  • P dapat membentuk asam H3PO3, yang lebih lemah dibandingkan H3PO4 (Ka1 H3PO3 = 3,0 x 10-2)
  • Cl dapat membentuk HClO3, HClO2, dan HClO. Kekuatan asam berkurang dari HClO4 ke HClO.
Secara umum, sifat asam basa hidroksida unsur-unsur periode ketiga dapat dirangkum sebagai berikut

Na
Mg
Al
Si
P
S
Cl
Bilangan Oksidasi maksimum
+1
+2
+3
+4
+5
+6
+7
Senyawa hidroksida
NaOH
Mg(OH)2
Al(OH)3
Si(OH)4
P(OH)5
S(OH)6
Cl(OH)7
Jenis ikatan
ionik
Ionic
ionic
kovalen
kovalen
kovalen
Kovalen
Sifat asam basa
Basa kuat
Basa lemah
Amfoter (asam/basa sangat lemah)
Asam sangat lemah
Asam lemah
Asam kuat
Asam kuat
Energi ionisasi unsur semakin besar ,sifat basa hidroksida semakin berkurang,sifat asam hidroksida semakin bertambah
·         Sifat Logam dan Non Logam Unsur-Unsur periode ketiga
Secara fisis, unsur-unsur periode ketiga dikelompokan ke dalaam 3 sifat, yaitu logam, semilogam, dan non logam. Sifat dari unsur logam adalah mengilap, massa jenis tinggi, titik lebur tinggi, dapat dibentuk, dan mempunyai kekerasan serta daya hantar listrik tinggi. Unsur nonlogam bersifat tidak mengilap, rapuh, kekerasan rendah, massa jenis dan titik leburnya rendah, serta daya hantar listrik kecil. Sedangkan unsur semilogam memiliki sebagian sifat unsur logam dan non logam.
Dalam satu periode dari kiri ke kanan sifat logam semakin berkurang. Oleh karenanya unsur-unsur periode ketiga dikelompokan menjadi 3 berikut.
1.       Kelompok unsur logam : Na, Mg, Al
2.       Kelompok unsur semilogam : Si
3.       Kelompok unsur nonlogam : P, S, Cl, dan Ar. Berkurangnya sifat logam unsur-unsur periode ketiga dari kiri ke kanan disebabkan oleh harga keelektronegatifannya semakin besar, sehingga semakin sukar membentuk ion positif. Maka dari itu, sifat logamnya semakin ke kanan semakin berkurang.




D.   KELIMPAHAN UNSUR PERIODA KETIGA DI ALAM
1.                       Natrium (Na)
Dialam unsur natrium terdapat sebagai senyawa garam natrium klorida (NaCl). Garam natrium klorida merupakan sumber utama untuk memperoleh logamnya. Logam Na yang berasal dari garamnya ini dapat diperoleh dengan cara elektrolisis. Elektrolisis garam NaCl dilakukan dalam bentuk lelehannya dengan elektroda karbon. Sementara itu, NaCl sendiri dapat dibuat dengan cara mereaksikan logam natrium dengan gas klorin sesuai persamaan reaksi:
2Na(S) + Cl                    2NaCl(S).

Selain dari garam NaCl, logam Na juga dapat diperoleh dari oksidasinya seperti Na2O atau dari mineralnya yaitu kriolit (Na3AlF6).
2.                       Magnesium (Mg)
Di alam magnesium ditemukan di dalam air laut dan dalam bentuk mineral-mineralnya. Mineral magnesium yang banyak terdapat di alam yaotu dolomit (CaCO3.MgCO3) dan karnalit (KCL.MgCl2.6H2O). Selain dalam bentuk mineral, magnesium dapat ditemukan dalam bentuk garam sulfatnya yaitu MgSO4 dan oksidanya (MgO).
3.                       Silikon (Si)
Dialam silikon ditemukan dalam bentuk mineral. Mineral-mineral silikon yang banyak ditemukan diantaranya ortoklase (K2O.Al2O3.6SiO2), kaoulin (Al2O3.SiO2.2H2O), atau albit (Na2O.Al2O3.6SiO2). selain sebagai mineral juga dapat ditemukan sebagai silikat atau sebagai silikon dioksida (SiO2). Senyawa silikon dioksida dapat ditemui dalam berbagai bentuk diantaranya pasir kuarsa dan sebagai batu-batuan seperti akik dan opal. Tanah liat yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan keramik juga mengandung silikon. Sementara itu, senyawa silikon yang berasal dari jasad renik misalnya tanah diatome.
4.                       Fosfor (P)
Dialam fosfor ditemukan tidak dalam bentuk keadaan bebas melainkan dalam bentuk senyawa. Sebagian besar fosfor ditemukan dalam bentuk mineral-mineral apatit seperti Ca9(PO4)6.CaF2, Ca9(PO4)6.CaCl2, atau Ca9(PO4)6.Ca(OH)2. Selain itu fosfor juga ditemukan dalam mineral fosforit seperti Ca3(PO4)2. Dalam jasad hidup, fosfor dapat kita jumpai dalam putih telur, tulang, dan fosfolipid. Keberadaan fosfor dalam bahan-bahan tersebut sebagai senyawa fosfat berperan penting dalam DNA dan pembentukan membran. Selain itu sennyawa fosfat juga terdapat dalam tanah pertanian.
5.                       Belerang (S)
Unsur belerang mudah ditemukan, baik dalam keadaan bebas maupun dalam bentuk senyawa. Dalam bentuk unsur bebas, belerang banyak terdapat di dekat kawah gunung berapi dan ada sebagian yang berada di dalam tanah. Di indonesia, unsur belerang banyak ditemukan di daerah Dieng. Sementara itu, dalam bentuk senyawa, belerang dapat ditemukan sebagai sulfida dan sulfat. Sulfida yang banyak ditemukan yaitu timbal glans (PbS), seng blende (ZnS), tembaga kis (CuS), dan yang paling banyak yaitu pirit (FeS). Sebagai senyawa sulfat, belerang ditemukan dalam batu tahu atau gips anhidrit (CaSO4), barium sulfat (BaSO4), dan magnesium sulfat (MgSO4). Selain ditemukan dalam keadaan bebas dan sebagai sulfida dan sulfat belerang dapat juag ditemukan dalam hewan sebagai penyusun putih telur dan tanah pertanian.
6.                       Klor (Cl)
Unsur klorin merupakan salah satu unsur periode ketiga yang bersifat sangat reaktif. Oleh karena itu, unsur klorin jarang terdapat dalam keadaan bebas di alam, melainkan dalam bentuk senyawa ion dengan logam-logam. Unsur klorin berbentuk molekul diatomik dan berwujud gas. Contohnya natrium klorida (NaCl) dalam air laut.
7.                       Alumunium (Al)
Di alam aluminium banyak dijumpai dalam bentuk silikat, yaitu aluminium silikat (KalSi3O6) dengan mineral karolit (Na3AlF6). Aluminium silikat dalam keadaan murni dikenal dengan tanah liat proselin atau kaolin. Sementara itu, aluminium silikat kurang disebut tanah liat.
Selain dalam bentuk silikat dan mineral, aluminium dapat juga ditemukan dalam bentuk oksidasinya yaitu Al2O3. Oksida aluminium ini mempunyai berbagai bentuk, diantaranya sebagai batu permata yang mengandung air dan batu yang sangat kasar. Batu kasar ini dikenal dengan baukasit.
8.                       Argon (Ar)
Argon adalah suatu unsur kimia dalam sistem periodik yang memiliki lambang Ar dan nomor atom 18. Argon adalah unsur terbanyak  pertama di udara bebas (udara kering) dan ketiga paling melimpah di alam semesta. Sekitar 1% dari atmosfer bumi adalah Argon. Argon adalah unsur yang tak berwarna dan tak berbau. Jumlah unsur ini terus bertambah sejak  bumi terbentuk karena Kalium yang radioaktif berubah menjadi Argon.
E.           PENGOLAHAN UNSUR – UNSUR PERIODA KETIGA
1.         Natrium (Na)
Dibuat dengan cara elektrolisis leburan NaCl. Prosesnya disebut proses Downs, yaitu dengan menambah 58% CaCl2 dan KF pada elektrolisis  lelehan NaCL. Tujuan penambahan untuk menurunkan titik lebur NaCl hingga mencapai 550 °C.
Reaksi : NaCl(l)               Na+ + Cl-
Katode : Na+ + e-                  Na
Anode : 2 Cl                                  Cl+ 2 e-
Natrium tidak dapat dibuat dengan elektrolisis air laut. Natrium disimpan dalam minyak tanah.
2.         Magnesium (Mg)
Magnesium adalah elemen logam terbanyak ketiga (2%) di kerak  bumi setelah besi dan aluminium. Kebanyakan magnesium berasal dari air laut yang mengandung 0,13% magnesium dalam bentuk magnesium klorida. Pertama kali diproduksi pada tahun 1808, logam magnesium dapat didapat dengan cara electrolitik atau reduksi termal. Pada metode elektrolisis, air laut dicampur dengan kapur (kalsium hidroksida) dalam tangki pengendapan.Magnesium hidroksida presipitat mengendap, disaring dan dicampur dengan asam klorida.Larutan ini mengalami elektrolisis (seperti yang dilakukan pada aluminium); agar eksploitasi menghasilkan logam magnesium, yang kemudian dituang/dicor menjadi batang logam untuk diproses lebih lanjut ke dalam berbagai bentuk.
Reaksi                MgCl2              Mg2+ +2Cl-
Katode               : Mg2+ + 2e-               Mg
Anode                : 2Cl-               Cl2 + 2e-      
3.         Alumunium
Dalam industri, logam aluminium dibuat dengan cara elektrolisis lebburan aluminium oksida. Cara ini ditemukan oleh Charles Martin Hall pada tahun 1886, sehingga prosesnya dikenal dengan proses Hall. Oksida yang digunakan berupa bauksit yang dicampur dengan oksida-oksida lain seperti besi oksida, dan silikon oksida.
Langkah pertama sebelum proses elektrolisis auminium adalah memperoleh aluminium oksida dari bauksit. Bauksit kotor dicuci dengan larutan NaOH pekat untuk memisahkan Al2O3 dari zat-zat lain yang ada dalam bauksit. Selanjutnya, larutan yang dihasilkan ditambahkan asam agar terbentuk endapan (Al(OH)3). Kemudian, endapan Al(OH)3 dipanaskan agar agar terurai menjadi Al2O3 murni. Leburan aluminium oksida yang diperoleh di elektrolisis.
Saat ini, penggunaan kreolit telah digantikan dengan material-material lain. Material ini memungkinkan proses berjalan pada suhu rendah. Selain itu, lelehan yang terjadi lebih kecil kerapatannya dibandingkan dengan lelehan yang terbentuk dari kreolit. Oleh karenanya lelehan aluminium yang terdapat di dsar sel lebih mudah dipisahkan dari kelebihan campuran antara Al2O3 dengan material penurunan suhu.
4.         Silicon (Si)
Secara komersial, silikon diperoleh dengan cara mereduksi SiO2. Reaksi reduksi ini dilakukan dalam tungku pembakaran listrik dengan batang karbon atau kalsium karbida (CaC2). Didalam tungku ini, batang karbon di aliri alur listrik hingga berpijar sehingga kristal SiO2 tereduksi. Reaksi yang terjadi adalah SiO2(S) + 2C(s)      T         Si(s) + 2CO(g)
Selain dengan reduksi SiO2 silikon juga dapat diperoleh dengan cara memanaskan silikon tertrahalida. Proses pemanasan ini dilakukan pada suhu tinggi dengan menggunakan pereduksi gas hidrogen. Reaksi yang terjadi:
SiCl4 + 2H2                     →                     Si + 4HCl
5.         Fosfor (P)
a.       Pembuatan fosfor putih
Fosfor putih pertama kali dibuat oleh Hening Brand pada tahun 1669. Ilmuan kimia ini awalnya mebuat fosfor putih dengan cara memanaskan urine dan pasir kemudian mengkondensasikan uapnya melalui air. Unsur yang diperoleh dapat mengeluarkan cahaya, sehingga unsur tersebut dinamakan phosphorus.
Selanjutnya, Wohler memperkenalkan cara modern untuk memperoleh fosfor putih. Caranya dengan mereduksi kalsium fosfat, pasir dan batang karbon pada suhu 1.300oC dalam tungku pembakaran listrik. Fosfor yang diperoleh distilasi kemudian dikondensasikan di dalam air sebagai molekul P4.
Reaksi utama terjadi adalah:
2Ca3(PO4)2 + 6SiO2 + 10C               6CaSiO3 + 10CO + P4
Uap  P4 dan CO selanjutnya dikondensasi kedalam air hingga diperoleh kristal fosfor putih murni. Fosfor putih sangat reaktif terhadap oksigen sehingga terbakar dan menghasilkan gelembung-gelembung. Oleh karena itu fosfor disimpan dalam air.
b.      Pembuatan fosfor merah
Fosfor merah dibuat dengan cara memanaskan fosfor putih. Fosfor merah dalam keadaan murni dapat diperoleh dengan cara kristalisasi larutanya menggunakan Pb. Namun, fosfor merah sulit diperoleh dalam keadaan murni.
6.         Sulfur (S)
a.       Cara Frasch
Pembuatan belerang dengan cara Frasch ditemukan oleh seorang ahli mesin Amerika yaitu H. Frasch pada tahun 1890. Pengolahan belerang dengan cara Frasch dilakukan untuk mengambil belerang cair dari dalam tanah. Caranya, tanah yang mengandung belerang di bor menggunakan bor yang terdiri atas pipa-pipa yang mempunyai diameter berbeda dan disusun secara simetris.

b.      Cara Clause
Pengolahan belerang dengan cara Clause menggunakan bahan baku gas asam sulfida (H2S). Gas H2S dapat diperoleh dari hasil pembakaran kokas. Prosesnya, gas H2S dioksidasikan dengan oksigen agar menghasilkan gas SO2. Gas SO2 yang dihasilkan dicampurkan dengan sebagian gas H2S sehingga dihasilkan belerang cair.
H2S + 3/2 O2              →     SO2 + H2O                        H= -123,9 Kkal
          SO2 + 2H2S           →    3S + 2H2O                            H= -34,2 Kkal
7.         Klor (Cl)
a.       Elektrolisis larutan garam dapur
Dalam perdagangan, klorin diproduksi secara besar-besaran dengan proses elektrolisis larutan garam dapur.
Proses ini menggunakan anode grafit dan katode raksa. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
Katode (-): 2Cl-                     →             Cl2 + 2e-
Anode (+):  2H2O +2e-             →       2OH- +H2                    
       2Cl- + 2H2O         →          Cl2 + 2OH- + H2
b.      Mereaksikan klorida dengan MnO2 dalam H2SO4 pekat
Pada proses reaksi ini, MnO2 berfungsi sebagai oksidator.
Reaksi yang terjadi :
MnO2(s) + 2Cl- (aq) + 4H+(aq)     →         Cl2(g) + Mn2+(aq) + 2H2O(l)


8.         Argon (Ar)
Argon diproduksi dengan metode destilasi udara cair, sebuah proses yang memisahkan nitrogen cair yang bertitik didih 77,3 K dari Argon yang bertitik didih 87,3 K dan oksigen yang bertitik didih 90,2 K.
F.                MANFAAT UNSUR – UNSUR  PERIODA KETIGA
1.      Natrium
-          Dipakai dalam pebuatan ester
-          NACl digunakan oleh hampir semua makhluk
-          Na-benzoat dipakai dalam pengawetan makanan
-          Na-glutamat dipakai untuk penyedap makanan
-          Isi dari lampu kabut dalam kendaraan bermotor
-          NAOH dipakai untuk membuat sabun, deterjen, kertas
-          NAHCOdipakai sebagai pengembang kue
-          Memurnikan logam K, Rb, Cs
-          NACO3 Pembuatan kaca dan pemurnian air sadah
-          Mereduksi lelehan KCL, bertujuan untuk memperoleh logam kalium
-          Untuk membentuk Natrium Karbida (Na2C2)
Na + C2H2              Na + C2              Na2C2
2.      Magnesium (Mg)
Logam magnesium digunakan untuk membuat paduan logam atau aloi. Paduan logam atau aloi ini dikenal juga dengan nama lakur. Beberapa logam yang banyak digunakan untuk membuat lakur dengan magnesium adalah Al, Zn, dan Mn. Logam paduan magnesium bersifat ringan tetapi keras, serta tahan terhadap korosi. Selain itu, kegunaan magnesium yakni:
-          Dipakai pada proses produksi logam, kaca, dan semen
-          Untuk membuat konstruksi pesawat. Logamnya disebut magnalum
-          Pemisah sulfur dari besi dan baja
-          Dipakai pada lempeng yang digunakan d industri percetakan
-          Untuk membuat lampu kilat
-          Sebagai katalis reaksi organik
-          Untuk antasid (Mg(OH)2), pencahar (MgSO4), bata tahan api (MgO), tapal gigi dan kosmetik (MgCO3).



3.      Alumunium (Al)
-        Banyak dipakai dalam industri pesawat terbang karena aluminium bersifat ringan.
-        Sebagai katalis pada industri plastik
-        Digunakan untuk mereduksi oksida-oksida logam seperti MnO2 dan CrO3.
-        Sebagai thermit, yaitu campuran antara serbuk aluminium dengan oksida besi, digunakan untuk mengelas baja, karena reaksinya menghasilkan kalor yang cukup tinggi.
-        2Al + Fe2O3              Al2O3 + 2Fe                         H = -185 Kkal
-        Garam sulfatnya (Al2(SO4)3. 17H2O) digunakan dalam proses pewarnaan di industri tekstil dan digunakan di industri kertas.
-        Untuk membuat logam campuran agar menghasilkan paduan yang lebih keras, lebih kuat, dan lebih tahan karat. Contoh:
ü Duralumin (96% Al, 4% Cu)              sangat tahan karat
ü  Alnico (50% Fe, 20% Ni, 20% Al, 10% Co)                                Magnet yang sangat kuat
ü  Magnalium ( 90% Al, 10% Mg)                   
-       Membuat pesawat terbang
-        Untuk membuat konstruksi bangunan
-        Dipakai pada berbagai macam aloi
-        Tawas sebagai penjernih air
-        Untuk membuat logam hybrid yang dipakai pada pesawat luar angkasa
-        Membuat berbagai alat masak
-        Menghasilkan permata bewarna-warni: Sapphire, Topaz, dll
4.      Silikon (Si)
-          Dipakai dalam pembuatan kaca
-          Terutama dipakai dalam pembuatan semi konduktor
-          Digunakan untuk membuat aloi bersama alumunium, magnesium, dan tembaga
-          Untuk membuat enamel
-          Untuk membuat IC
5.      Fosfor
Fosfor mempunyai berbagai kegunaan yang bermanfaat bagi  kehidupan kita sehari-hari. Kegunaan fosfor tersebut diantaranya sebagai berikut.
-            Digunakan untuk membuat dinding korek dalam indurtri korek api.
-            Untuk membuat asam fosfat
-            Sebagai bahan dasar pada pembuatan pupuk fosfat dan superfosfat, amhopos, atau NPK di industri pupuk.
-            Dipakai pada proses produksi logam, kaca, dan semen
-            Untuk membuat konstruksi pesawat. Logamnya disebut magnalum
-            Pemisah sulfur dari besi dan baja
-            Dipakai pada lempeng yang digunakan di industri percetakan
-            Untuk membuat lampu kilat
-            Sebagai katalis reaksi organic

6.      Sulfur (S)
Sulfur memiliki banyak kegunaan salah satunya sebagai bahan dasar pembuatan asam sulfat, berikut ini merupakan manfaat dari sulfat
a.   Asam sulfat dengan kadar 25% digunakan sebagai elektrolit, untuk pengisi aki pada kendaraan bermotor, dipasarkan dengan nama air aki (accu zuur)
b.      Asam sulfat sebagai bahan pembersih logam pada galvanisasi dan penyepuhan.
c.       Asam sulfat digunakan pada proses pemurnian minyak bumi dan pada pembuatan berbagai produk industri seperti tekstil, penyamakan kulit, zat warna, atau obat-obatan.
d.      Asam sulfat sebagai bahan baku pembuaatan pupuk ZA (zwavel zuur ammonia).
e.      Asam sulfat digunakan sebagai bahan baku untuk membuat senyawa-senyawa sulfat seperti :
-          NaHSO4 digunakan sebagai pembersih kamar mandi untuk melarutkan endapan dan air sadah/air ledeng
-          Na2SO4 (garam Glauber) dan MgSO4 (garam Inggris) sebagai obat pencahar
-          ZnSO4 sebagai obat emesis (obat pembuat muntah)
-          Al2(SO4)3 (tawas) sebagai zat penjernih air
-          BaSO4 pigmen putih untuk membuat cat
-          CaSO4 (gips) untuk menyambung tulang patah atau retak
-          CuSO4.5H2O (terusi) sebagai fungisida atau pembasmi jamur pada tanaman atau kayu
-          FeSO4.7H2O sebagai bahan pembuat tinta

7.      Klor (Cl)
a.      Kegunaan klorin
Dalam kehidupan sehari-hari senyawa klorin memegang peranan penting dalam bidang industri, pertanian, obat-obatan, dan dirumah tangga. Keguanaan tersebut di antaranya sebagai berikut.
1.       Senyawa natrium hipoklorit (NaHClO3) digunakan sebagai pemutih
2.       Sebagai bahan baku pembuatan kapur klorin (CaOCl2) dan kaporit (Ca(OCl)2). Kedua bahan ini merupakan bahan pengelantang pakaian atau kain, sedangkang kaporit sendiri digunakan sebagai desinfektan.
3.       Kalium klorat (KclO3) digunakan sebagai zat pengoksidasi, bahan-bahan pembuat petasan atau kembang api, dan bahan untuk membuat kepala korek api.

b.      Senyawa-senyawa klorin juga dapat digunakan sebagai pelarut, antiseptik dan plastik.
1.       Pelarut
Senyawa klorin yang digunakan sebagai pelarut adalah tetrakloro etena. Bahan ini digunakan untuk pencucian kering (dry clean), untuk pencucian mesin. Sementara itu, trikloro etena digunakan untuk tippex sebagai thinner.
2.       Antiseptik (desinfektan)
Jenis desinfektan yang banyak digunakan saat ini TPT (Trikloro Phenol) dan dettol. Kedua senyawa ini digunakan sebagai pembersih kamar mandi atau WC. Jenis desinfektan lain yang sempat di produksi secara besar-besaran adalah DDT ( Dikloro difenit trikloro etana). Desinfektan ini dapat membunuh nyamuk, kecoa, atau binatang-binatang kecil. Namun DDT sangat berbahaya bagi hewan dan manusia karena dapat larut dalam lemak dan sulit diuraikan.
3.       Plastik
Salah satu jenis plastik dari senyawa klorin yang sangat penting adalah PVC (polivinil klorida). PVC banyak digunakan untuk membuat jas hujan, pita kaset, isolator listrik, pipa saluran air (pralon), atau taplak meja.
8.      Argon (Ar)
-                      Digunakan dalam bola lampu pijar listrik dan tabung fluoresen pada tekanan sekitar 400 Pa, tabung pengisian cahaya , tabung kilau dan lain-lain.
-                      Sebagai gas inert yang melindungi dari bunga api listrik dalam proses pengelasan, produksi titanium dan unsur reaktif lainya, dan juga sebagai lapisan pelindung dalam pembuatan kristal silikon dan germanium.
-                      Pengisi tabung pemadam kebakaran.



tabel pembuataan dan kegunaan unsur periode ketiga.
UNSUR
PEMBUATAN
KEGUNAAN
TERDAPAT PADA
RUMUS SENYAWA
Na
Elektrolisis leburan NaCl (Proses Down)
·         Pembuatan TEL
·         Mereduksi bijih loga (Ti)
·         Lampu Kabut
Garam
NaCl
Sendawa Chili
NaNO3
Kriolit
Na3AlF6
Bijih silikat
Na2SiO3
Mg
Elektrolisis lelehan MgCl2
·         Magnalium untuk bahan kerangka pesawat terbang
Air laut
MgCl2
Magnetit
MgCO3
Kiserit
MgSO4.3H2O
Dolomit
MgCO3.CaCO3
Karnalit
KCl.MgCl2.6H2O
Asbes
CaMg(SiO3)4
Mika
K-Mg-Al Silikat
Si
Reduksi pasir SiO2 dengan C dalam tanur listrik
·         Bahan semikonduktor untuk kalkulator, mikrokomputer, polimer silikon untuk mengubah jaringan pada tubuh
Pasir/kuarsa
SiO2
Tanah liat
Al2O3.2SiO2.2H2O
Asbes
Mg-Ca-Silikat
Mika
K-Mg-Silikat
P
Proses Wohler (memanaskan campuran fosforit, pasir dan C pada suhu 1300oC dalam tanur listrik)
·         Fosfor putih (beracun) untuk bahan baku pembuatan H3PO­4
·         Fosfor merah (tidak beracun) untuk bidang gesek korek api
Batu karang fosfat (apatit dan fosforit)
Ca3(PO4)2
Al
Marten Hall
Penambahan kriolit dalam proses Hall berfungsi:
ü  Melarutkan Al2O3
ü  Menurunkan titik leleh Al2O3
·         Alat masak, karena tahan panas dan tahan karat karena membentuk lapisan oksida
·         Paduan Al untuk pesawat terbang
·         Al(OH)3 untuk obat maag
Alumino silikat
Campuran Al-O-Si
Korundum
Al2O3
Kriolit
Na3AlF6
Bauksit
Al2O3.xH2O
S
Pembuatan dengan 2 cara:
1)      Metode Frasch (yang ada di dalam tanah)
2)      Metode Sisilia (yang ada di permukaan tanah)

Pembuatan H2SO4 ada 2 cara:
1)      Proses Kontak dengan bahan baku SO2, katalisnya V2O5
2)      Proses Bilik Timbal dengan bahan baku SO2, katalisnya uap nitroso (campuran NO dan NO2)
·         Pembuatan korek api

·         Proses vulkanisasi karet

·         Pembuatan CS2 (bahan baku serat rayon)

·         (NH4)SO4 atau pupuk ZA

·         H2SO4 untuk elektrolit pada aki (accumulator)

·         CuSO4.5H2O (terusi) untuk anti jamur pada tanaman dan kayu

Pirit

FeS2
BAB III
PENUTUP

A.   KESIMPULAN
            Unsur periode ketiga merupakan unsur yang periode yang pendek, yaitu delapan unsur yang meliputi Na, Mg, Al, Si, P, S, Cl, Ar. Unsur Na, Mg, Al tergolong logam, Si tergolong metaloid, P, S, Cl  tergolong nonlogam, dan Ar tergolong gas mulia.
            Secara umum unsur periode ketiga mempunyai sifat:
·         Dari kiri ke kanan, jumlah elektron valensi semakin banyak, sedangkan jumlah kulitnya tetap. Akibatnya, jari-jari atom semakin kecil sehingga semakin sukar melepaskan elektron (ionisasinya semakin besar).
·         Harga keelektronegatifan unsur periode ketiga dari kiri ke kanan semakin besar dan sebaliknya, harga keelektropositifan semakin kecil.
·         Unsur Na, Mg, Al, Si, P, S berwujud padat pada suhu kamar karena unsur-unsur tersebut memiliki harga (t.l) dan (t.d) di atas suhu ruangan (di atas 250C). Sedangkan unsur Cl dan Ar berwujud gas karena memiliki (t.l) dan (t.d) di bawah suhu ruangan.
·         Dalam periode ketiga, letak logam disebelah kiri, makin ke kiri sifat logam semakin reaktif, Na >Mg> Al. Jadi Na paling reaktif.
·         Sifat pereduksi semakin bertambah, sedangkan sifat pengoksidasi unsur - unsur periode ke tiga dapat anda lihat dari harga potensial reduksinya.
·         Sifat asam dan basa dipengaruh oleh golongan unsur – unsurnya. Sifat asam dipengaruhi oleh non logam ( P, S, Cl ), yaitu energi ionisasi unsur periode ketiga dari kiri ke kanan semakin besar sehingga semakin mudah menarik electron dari atom oksigen. Jadi dari kiri ke kana sifat asam unsur periode ketiga semakin kuat. Sifat basa dipengaruhi oleh unsur logam ( Na, Mg, Al ), yaitu dari kiri ke kanan, unsur - unsur periode ketiga memiliki harga ionisasi yang semakin besar sehingga semakin sukar melepas electron. Penyebabnya electron dari unsur tersebut akan kurang tertarik kearah atau oksigen sehingga kecenderungan untuk membentuk ion OH menjadi berkurang.



B.   SARAN
Saran yang kami dapat berikan bagi pembaca yang senang dengan bahan-bahan kimia, lebih baik anda lebih waspada dengan unsur-unsur yang belum anda kuasai. Ketelitian itu penting dalam hal ini karna kesalahan kecil yang anda lakukan dapat membuat kerusakan besar pada anda ataupun lingkungan anda. Jangan hanya membaca dari satu sumber saja, karna ilmu pengetahuan terus berkembang setiap waktunya.
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Sutresna, Nana dan Sustrinawati, Riani. 2006. Kimia untuk Kelas XII IPA Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.Bandung: Grafindo Media Pratama
http://sunardi.blogspot.com/2009/09/makala-unsurperodeke3.html.
http:/purba.blogspot.com/2012/11/unsur-unsurperiode3.html.
http://chemistry35.blogspot.com/2011/10/unsur-unsur-periode-ketiga-periode-3.html
http://chalysteeq.blogspot.com/2010/01/kelimpahan-unsur-periode-3-di-alam.html
http://nettihariani.blogspot.com/2008/07/unsur-unsur-periode-ketiga-unsur-unsur.html












Tidak ada komentar:

Posting Komentar