Total Tayangan Halaman

Minggu, 25 Mei 2014

Semua Tentang Puisi

A.      PENGERTIAN PUISI
Puisi (dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποι (poiéo/poió) = I create) adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya.
(-menurut “WIKIPEDIA”-)
B.      UNSUR – UNSUR ISI PUISI
1.  Tema
Yaitu gagasan pokok yang dikemukakan penyair melalui puisi. Tema bersifat khusus, objektif, dan lugas.
2.  Daya Bayang ( Perasaan)
Yaitu puisi mampu menjadikan sesuatu yang abstrak menjadi kongkret.
3.  Rima dan Irama
Yaitu istilah lain untuk persajakan atau persamaan bunyi. Sedangkan irama yang sering juga dikatakan ritme adalah tinggi rendah, panjang pendek, keras lembut, atau pun cepat lambatnya kata atau beris suatu puisi bila di baca,
4.  Citraan
Kesan yang ditangkap berhubungan dengan indra manusia. Citraan yang dapat ditemui dalam puisi meliputi citraan pendengaran, perasaan, penglihatan, perabaan penciuman, dan pengecap.
·         Citraan pendengaran         : “ terdengar suara – suara gemuruh gunung pertanda kemurkaan tuhan”
·         Citraan perasaan       :  “ hatiku pecah berkeping – keping saat kau mengatkan hal itu”
·         Citraan penglihatan   : “ ku lihat  burung berterbangan tanpa lelah mengelilingi bumi”
·         Citraan penciuman    : “ aromamu semerbakmu mengikat hatiku”
5.  Amanat
Yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pendengar atau pembaca.

C.    UNSUR – UNSUR BENTUK PUISI
a.   Diksi ( pilihan kata)
b.   Unsur Wujud
Unsur puisi yang di bentuk dari susunan kata, baris, bait, hingga membentuk puisi
c.   Unsur pertautan antar baris
d.   Unsur musikalitas
e.   Unsur gaya dan bahasa
D.   CARA MENCARI ISI PUISI
Isi puisi berkaitan dengan tema. Untuk itu kamu harus memaknai kata per kata atau pun baris per baris. Sehingga dapat disimpulkan isi puisi merupakan masalah pokok yang dikemukaan penyair.
E.      Majas dalam Puisi
Majas merupakan gaya bahasa kias yang digunakan penyair untuk memperindah diksi dalam puisi.
a.    Majas Perbandingan
§  Mertafora
Majas yang membandingkan dua objek secara langsung, tanpa menggunakan pembanding.  Contoh :
a.    Pemuda adalah tulang punggung negara
b.    Mendadak darah saya mendidih mendengar kata – katanya yang kasar itu.
c.     Kapan saudara berjumpa dengan lintah darat itu?


§  Simile
Majas yang membandingkan dua objek yang berlainan, tetapi dianggap sama. Perbandingan itu ditandai dengan penggunaan kata  seperti:  sebagai, ibarat, bak, umpama, dan laksana. Contoh :
a)   Kau bagaikan pahlawan dihatiku yang tak pernah hilang ditelan waktu.
b)   Dia ibarat kacang lupa dengan kulitnya
c)   Engkau laksana embun penyejuk kehausan.
§  Personifikasi
Majas yang menggambarkan benda mati seolah – olah hidup.
Contoh:
a)   Sebentar lagi matahari akan bangkit dari peraduannya.
b)   Dari jauh tampak nyiur melambai – lambai menyambut kedatangan kami di pulau itu.
c)   Banjir yang kemarin telah menelan harta benda penduduk.
b.   Majas Pertentangan
§  Hiperbola
Majas yang mengandung pernyataan yang melebih – lebihkan.
Contoh:
a) Suaranya mengelegagar membelah angkasa.
b) Keringatnya menganak sungai
§  Litotes
Majas yang menyatakan sesuatu lebih rendah dari pada yang sebenarnya.
Contoh :
a) Jika anda tidak berkeberatan, silahkan datang ke pondok saya !
b) Terimalah, barang yang tak  berharga ini sebagai tanda mata.
§   Ironi
Majas yang menyatakan makna yang bertentangan dengan maksud olok – olok, tetapi menggunakan kata – kata halus.
Contoh :
a) Wah, pintar memang kau, mengerjakan soal semudah itu tak satu pun yang betul.
b) Baru jam 08.00, megapa sudah bangun.
c.   Majas pertautan
§  Sinekdoke
Pars pro toto, majas yang menyebutkan nama sebagai pengganti nama keseluruhan.
Contoh :
a)   Sudah lama saya tidak melihat batang hidungnya.
b)   Untuk dapat melihat pertunjukan itu, setiap kepala di haruskan membayar Rp 500,00
§  Sinekdoke
Totem pro parte, majas yang menyebutkan nama keseluruhaan sebagai pengganti nama sebagian.
Contoh :
a) Dalam pertadingan kemarin petang, Semarang berhasil menguguli Yogyakarta dengan 3 – 0 langsung.
b) Perang dunia II berakhir pada tahun 1942.

d.   Majas perulangan
§  Aliterasi
Majas yang memanfaatkan kata – kata yang memiliki persamaan bunyi awal kata.
Contoh :
a) Kau keraskan kalbunya.
b) Bagai batu membesi benar
c)  Timbul telangkai bertongkat urat
§  Asonansi
Majas perulangan yang berwujud perulangan vokal.
Contoh :
a) Dengan hitam kelam
b) Mati api dalam hati
c)  Harum sekuntum bunga rahasia
F.    Contoh puisi

HUTAN  TELAH MENGUNING”                                              
  karya: Denada Grehastuti

Pohon kini engan tumbuh
Hutan telelah gersang
Rintik hujan hanya lewat
Tak setetes  pun tersisa
Hutan telah menguning
Ketamakan,keserakahan mananusia
Satu demi satu pohon di babat
untuk diambil kayunya
Pohon enggan tumbuh
Kini hutan menjadi gersang
Kini hutan meranggas,menguning
Satu demi satu satwa menghilang
Ku berharap pohon tumbuh seperti dulu
tumbuh disetiap penjuru
Menemani hutan disetiap waktu
Hutan hijau dambaan bumi pertiwi



_____________”Sekian informasi tentang mengupas dalam puisi semoga bermanfaat”________
____Thank you J ____





  








Tidak ada komentar:

Posting Komentar